Ulifia, Evi (2024) Makna Dewi Sri pada masyarakat adat Kampung Naga dan Kampung Cirendeu. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
COVER (2).pdf Download (252kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak (7).pdf Download (304kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI (3).pdf Download (221kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
3_BAB 1.pdf Download (450kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
4_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (414kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
5_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (236kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
6_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
7_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (215kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (446kB) | Request a copy |
Abstract
Bumi sebagai alam atau sumber kehidupan kerap kali diibaratkan sebagai ibu ―Ibu Bumi‖ yang menjadi sumber kelahiran yang juga merawat serta membesarkan dan melindungi setiap insan yang ada di dalamnya. Dalam sudut pandang Ekofeminisme hal ini dinyatakan sebagai hubungan relasi yang memiliki keterkaitan antara perempuan dan alam. Lebih spesifik dalam pembahasan penelitian ini, peneliti mengkaji berdasar pada cakupan Ekofeminisme Spiritual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode analisis deskriptif dengan teknik studi komparatif. Objek pada penelitian ini ialah masayarakat adat Kampung Naga dan Kampung Cirendeu, dengan menggali informasi terkait eksistensi Dewi Sri dalam sudut pandang ekofeminisme spiritual. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukan Filosofi Dewi Sri atau yang dikenal sebagai Nyai Pohaci pada masyarakat Sunda sejiwa dengan gerakan ekofeminisme. Dari mitologi Dewi Sri dapat dipetik sebagai spirit bahwa kelestarian alam bergantung pada peran perempuan atau sifat perempuan, seperti melahirkan, merawat, dan mendidik. Pada perspektif masyarakat adat yang menjadi sudut pandang utama dalam penelitian ini terdapat kesamaan dan perbedaan, dalam menelaah atau bentuk penghormatannya terhadap Dewi Sri. Eksistensi Dewi Sri pada masyarakat adat Kampung Naga tercermin melalui ritual yang dijaga yang erat, sejalan dengan prosesi tanam dan panen padi, dimana beras masih menjadi sumber pangan utama. Sementara pada masyarakat Kampung Cirendeu sosok Dewi Sri mengalami pergeseran peran mengikuti pola perubahan pangan dan keyakinan masyarakat Kampung Cirendeu yang telah sejak lama mengonsumsi rasi atau nasi singkong sebagai sumber pangan utama. Namun keduanya memiliki kesamaan dan penghormatan yang masih amat terjaga hingga kini
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dewi Sri; Ekofeminisme; Kampung Naga; Kampung Cirendeu |
Subjects: | Religious Mythology > Religions and Secular Disciplines |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Studi Agama Agama |
Depositing User: | Evi Fita Ulifia |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 03:48 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 03:48 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/101366 |
Actions (login required)
View Item |