Mardhiya, Rodhiyah (2024) Perlindungan hak privasi terhadap tindak pidana asusila dalam Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) perspektif Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Teknologi. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (162kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (289kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (398kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (633kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (232kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (555kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (123kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (262kB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA: Perlindungan hak privasi merupakan suatu urgensi dari perkembangan era digitalisasi. Adanya peraturan perundang-undangan nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE menjadi dasar hukum bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan atas data pribadi dan tidak untuk diganggu secara sewenang-wenang. Tindak pidana asusila salah satunya ialah kekerasan seksual secara non fisik bagian dari konteks kekerasan gender berbasis online (KBGO). Dalam hal ini, pelanggaran privasi adalah kejahatan utama yang diserang khusunya dalam kasus penyebaran konten bermuatan asusila dengan disertai kekerasan non fisik akibat adanya ketimpangan gender berupa tindakan ancaman dan penghinaan. Perlindungan korban pada kejahatan asusila berbasis gender salah satunya dinaungi oleh Lembaga UPTD Perlinungan Perempuan dan Anak, namun Lembaga ini hanya berperan dalam upaya perlindungan psikologi. Kepastian hukum perlindungan privasi terkait tindak pidana asusila dalam kekerasan berbasi gender online dianalisis melalui putusan-putusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perlindungan privasi terhadap tindak pidana asusila dalam kekerasan berbasis gender online (KBGO) melalui tinjauan peraturan perundang-undangan, penerapan pada layanan UPTD PPA, serta analisis putusan-putusan yang relavan. Adapun teori-teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam membahas analisis yuridis kajian analisis perlindungan hak privasi terhadap tindak pidana asusila dalam kekerasan berbasis gender online ialah grand theory menggunakan teori hukum alam, middle theory menggunakan teori kesetraan gender, dan applied theory menggunakan asas kepastian hukum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis yang merupakan metode penelitian yang berfungsi mendeskripsikan gambaran terhadap objek yang diteliti. Pendekatan yang digunakan ialah yuridis normatif dengan jenis penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pasal 26, 27 dan 45 UU ITE mengatur perlindungan hak privasi berupa data pribadi seseorang dari perbuatan pendistribusian secara tidak bertanggung jawab. Khususnya pada kasus penyebarluasan konten bermuatan asusila yang didapatkan tanpa persetujuan seseorang yang menjadi objeknya, tindakan ini dapat diancam dengan pidana penjara sebagaimaba ketentuan yang berlaku. Hadirnya Lembaga UPTD PPA, membantu pemberian perlindungan bagi korban dari ancaman dalam konteks KBGO berupa perlindungan informasi pribadi korban, pendampingan psikologi dan hukum oleh konselor, penyediaan rumah aman jika diperlukan hingga yang paling utama ialah pendampingan proses hukum untuk mengambil langkah cepat penghentian penyebaran privasi korban lebih lanjut. Upaya perlindungan hukum hak privasi secara implisit yang diterapkan melalui analisis putusan-putusan pengadilan, memberikan kepastian hukum yang pada amarnya membunyikan perintah pemusnahan konten pribadi bermuatan asusila yang disebarluaskan secara tidak bertanggung jawab serta menjatuhi sanksi berupa pidana penjara terhdapa pelaku. ENGLISH: The protection of the right to privacy is an urgency of the development of the digitalization era. The existence of legislation number 19 of 2016 concerning Information and Electronic Technology is the legal basis that everyone has the right to receive protection for personal data and not to be arbitrarily disturbed. One of the immoral crimes is non-physical sexual violence as part of the context of online-based gender violence. In this case, privacy violations are the main crimes that are attacked, especially in the case of the dissemination of immoral content accompanied by non-physical violence due to gender inequality in the form of threats and insults. One of the protections for victims of gender-based immoral crimes is under the auspices of the Women's and Children's Protection Unit, but this institution only plays a role in psychological protection efforts. Legal certainty of privacy protection related to immoral crimes in online gender-based violence is analyzed through legal decisions that have permanent legal force. The purpose of this study is to find out and analyze how privacy protection against immoral crimes in online gender-based violence through a review of laws and regulations, the application of Regional Technical Implementation Unit for Women and Children Protection services, and the analysis of relevant decisions. The theories used as analytical knives in discussing juridical analysis of the study of the protection of privacy rights against immoral crimes in online gender-based violence are grand theory using natural law theory, middle theory using gender equality theory, and applied theory using the principle of legal certainty. This study uses an analytical descriptive research method which is a research method that functions to describe the description of the object being studied. The approach used is normative juridical with the type of qualitative research and data collection techniques, namely interviews and literature studies. Based on the results of the research, it can be concluded that Articles 26, 27 and 45 of the ITE Law regulate the protection of privacy rights in the form of a person's personal data from irresponsible distribution. Especially in the case of disseminating immoral content obtained without the consent of the person who is the object, this action can be threatened with imprisonment as the applicable provisions. The presence of the Regional Technical Implementation Unit for Women and Children Protection Institution helps provide protection for victims from threats in the context of of the context of online-based gender violence in the form of protection of victims' personal information, psychological and legal assistance by counselors, provision of safe houses if needed, and most importantly, assistance in legal proceedings to take quick steps to stop the further spread of victims' privacy. Efforts to protect the legal right to privacy implicitly, which are applied through the analysis of court decisions, provide legal certainty which in turn sounds an order to destroy immoral personal content that is disseminated irresponsibly and imposes sanctions in the form of imprisonment for the perpetrator. ARABIC: تعد حماية الحق في الخصوصية أمرا ملحا لتطوير عصر الرقمنة. إن وجود التشريع رقم لعام بشأن هو الأساس القانوني الذي ينص على أن لكل شخص الحق في الحصول على حماية للبيانات الشخصية وعدم التعرض للإزعاج التعسفي. واحدة من الجرائم غير الأخلاقية هي العنف الجنسي غير الجسدي كجزء من سياق العنف الجنساني عبر الإنترنت. في هذه الحالة ، تعد انتهاكات الخصوصية هي الجرائم الرئيسية التي يتم مهاجمتها ، خاصة في حالة نشر محتوى غير أخلاقي مصحوب بعنف غير جسدي بسبب عدم المساواة بين الجنسين في شكل تهديدات وإهانات. إحدى وسائل الحماية لضحايا الجرائم غير الأخلاقية القائمة على النوع الاجتماعي هي تحت رعاية وحدة حماية المرأة والطفل، لكن هذه المؤسسة تلعب دورا فقط في جهود الحماية النفسية. يتم تحليل اليقين القانوني لحماية الخصوصية المتعلقة بالجرائم غير الأخلاقية في العنف القائم على النوع الاجتماعي عبر الإنترنت من خلال القرارات القانونية التي لها قوة قانونية دائمة. الغرض من هذه الدراسة هو معرفة وتحليل كيفية حماية الخصوصية ضد الجرائم غير الأخلاقية في العنف القائم على النوع الاجتماعي عبر الإنترنت من خلال مراجعة القوانين واللوائح ، وتطبيق خدمات ، وتحليل القرارات ذات الصلة. تستخدم هذه الدراسة طريقة البحث الوصفي التحليلي وهي طريقة بحث تعمل على وصف وصف الكائن قيد الدراسة. النهج المستخدم قانوني معياري مع نوع البحث النوعي وتقنيات جمع البيانات ، أي المقابلات والدراسات الأدبية. بناء على نتائج البحث ، يمكن الاستنتاج أن المواد من قانون تنظم حماية حقوق الخصوصية في شكل بيانات شخصية للشخص من التوزيع غير المسؤول. خاصة في حالة نشر محتوى غير أخلاقي تم الحصول عليه دون موافقة الشخص الذي هو الهدف ، يمكن التهديد بهذا الإجراء بالسجن كأحكام قابلة للتطبيق. يساعد وجود مؤسسة على توفير الحماية للضحايا من التهديدات في سياق في شكل حماية المعلومات الشخصية للضحايا ، والمساعدة النفسية والقانونية من قبل المستشارين ، وتوفير منازل آمنة إذا لزم الأمر ، والأهم من ذلك ، المساعدة في الإجراءات القانونية لاتخاذ خطوات سريعة لوقف المزيد من انتشار خصوصية الضحايا. إن الجهود المبذولة لحماية الحق القانوني في الخصوصية ضمنيا، والتي يتم تطبيقها من خلال تحليل قرارات المحاكم، توفر اليقين القانوني الذي يصدر بدوره أمرا بتدمير المحتوى الشخصي غير الأخلاقي الذي يتم نشره بشكل غير مسؤول ويفرض عقوبات في شكل سجن الجاني
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hak Privasi; Perlindungan Hukum; Penyebaran Konten Bermuatan Asusila |
Subjects: | Civil Rights Civil Rights > Civil Rights Criminal Law |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Ilmu Hukum |
Depositing User: | rodhiyah mardhiya |
Date Deposited: | 06 Dec 2024 01:57 |
Last Modified: | 10 Dec 2024 04:54 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/102196 |
Actions (login required)
View Item |