Metode Istinbath Al-Ahkam dewan hisbah Persatuan Islam dalam penerimaan hadits dhai'if

Firdaus, Natsir Rits (2012) Metode Istinbath Al-Ahkam dewan hisbah Persatuan Islam dalam penerimaan hadits dhai'if. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (12MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (30MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (19MB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Alquran dan Hadits merupakan pondasi utama bagi kaum muslimin untuk melakukan Ijtihad. Namun berbeda dengan Alquran, al-Hadits memiliki beberapa tingkatan dalam derajatnya. Maka daripada itu para muhadditsin berusaha menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para rawî, dengan menggunakan ilmu yang relevan dalam pengamalannya. Dewan Hisbah Persatuan Islam adalah salah satu Jam'iyyah di Indonesia yang melakukan Istinbath al-Ahkam dalam penerimaan hadits dha'if. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Konsep Hadits Dha'if menurut Dewan Hisbah Persatuan Islam (2) Kedudukan Hadits Dha'if dalam Istinbath Al-Ahkam menurut Dewan Hisbah Persatuan Islam (3) Aplikasi Kaidah-kaidah Hadits Dha'if dalam Keputusan Fatwa Dewan Hisbah Persatuan Islam. Penelitian ini bertitik tolak dari Ikhtilafnya para ulama muhadditsin yang menentukan derajat suatu hadits untuk dapat diamalkan. Yang mana para ulama tergolong menjadi tiga bagian yaitu, 1) ulama yang Tasyaddud terhadap hadits, yakni ulama yang benar-benar menolak hadits dha'if, 2) ulama yang Lawashut terhadap hadits, yakni ulama yang menerima hadits dengan persyaratan tertentu, 3) Ulama yang Tasahul terhadap hadits, yakni ulama yang longgar menerima hadits dha'if dari pada pendapat ulama. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni konsepsi yang mendeskripsikan apa dipaparkan oleh Dewan Hisbah Persatuan Islam (PERSIS) dalam penerimaan hadits dha'if sebagai landasan hukum. Penelitian ini adalah penelitian pendekatan book survey. Tekniknya adalah Interview yang kemudian dikolerasikan dengan kitab-kitab yang berhubungan dengan objek kajian. Analisis dilakukan dengan mengklasifikasikan data, menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan data yang diteliti oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dewan Hisbah Persatuan Islam menetapkan (1) Konsep hadits Dha'if menurut Dewan Hisbah Persatuan Islam, ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits Hasan apalagi persyaratan hadits Shahih (2) Pada dasarnya ulama Dewan Hisbah menetapkan, bahwa Hadits dha'if tidak dapat dijadikan hujjah dalam agama, tidak dapat diterima untuk dapat menetukan dalam ajaran, lebih-lebih hukum. Kecuali kasus tertentu yang mendesak keperluannya (3) Menerima kaidah "Hadits-hadits dha'if satu sama lain adalah saling menguatkan" antara lain ditetapkan dalam kasus hadits tentang membaca Ta'udz setelah Iftitah dalam shalat. Tidak menerima Kaidah "Hadits Dha'if itu dapat diamalkan dalam urusan keutamaan amal" antara lain ditetapkan dalam kasus hadits tentang shalat Nisfu Sya'ban dan Maulid Nabi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Istinbath Al-Ahkam; dewan hisbah; Persatuan Islam; hadits dhai'if
Subjects: Islam > Hadith
Islam > Study of Text of Hadith
Islam > Organizations of Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Ilham Nurfauzi
Date Deposited: 12 Dec 2024 01:26
Last Modified: 12 Dec 2024 01:26
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/102526

Actions (login required)

View Item View Item