Kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur’ān dan implikasinya terhadap hak politik perempuan : Studi komparatif tafsir Jāmi’ Al-Bayān ‘An Ta’wil Āyi Al-Qur’ān Karya Abu Ja’far At-Tabari dengan tafsir Al-Mishbāh karya Quraish Shihab

Putri, Deswanti Nabilah (2024) Kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur’ān dan implikasinya terhadap hak politik perempuan : Studi komparatif tafsir Jāmi’ Al-Bayān ‘An Ta’wil Āyi Al-Qur’ān Karya Abu Ja’far At-Tabari dengan tafsir Al-Mishbāh karya Quraish Shihab. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (156kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (261kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftar isi.pdf Download (98kB) | Preview
Preview	Text (BAB 1) 4_bab1.pdf Download (335kB) | Preview
	Text (BAB 2) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (546kB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (971kB) | Request a copy
	Text (BAB 5) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (116kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (171kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) 9_lampiran(1).pdf Restricted to Repository staff only Download (80kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya kontroversi di kalangan intelektual perihal boleh tidaknya perempuan menduduki posisi kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan bagian dari fitrah kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Dalam realitas kepemimpinan di masyarakat, diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan masih kerap terjadi. Yang menjadi fokus penelitian ini ialah Qs. an-Nisa’ ayat 34. Ayat tersebut disoroti sebagai larangan perempuan menjadi pemimpin. Para mufassir baik klasik maupun kontemporer berusaha mencari makna dari ayat tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan mengkomparasikan makna Qs. an-Nisa’ ayat 34 dari salah satu tafsir klasik yaitu tafsir At-Tabari dan salah satu tafsir kontemporer yaitu tafsir Al-Mishbah yang diimpikasikan terhadap hak politik perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan At-Tabari dan pandangan Quraish Shihab terhadap kepemimpinan perempuan dalam Qs. an-Nisa’ ayat 34 serta mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan keduanya serta diimpikasikan terhadap hak politik perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif analisis komparasi. Kitab tafsir At-Tabari dan Al-Misbah menjadi sumber data primer. Adapun sumber data sekunder diambil dari buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan tersebut. Hasil dari penelitian ini ialah Tafsir At-Tabari berpandangan bahwa Qs. an-Nisa’ ayat 34 menampakan pola pikir paradigma salaf yang ekstrem patriarkhi-sentris sehingga dalam tafsirnya menerangkan dengan sangat jelas bahwasanya dalam masalah kepeimimpiinan keluarga, memposisikan laki-laki sebagai pemimpin atas perempuan berupa mendidik, mengatur, dan mendapatkan pelayanan penuh dari perempuan. Adapun Quraish Shihab berprinsip siapa saja yang memiliki kcakapan dan kemampuan dalam memimpin, maka ia layak menjadi pemimpin dengan syarat tugas pokok yang menjadi fitrah perempuan tidak dilalaikannya. Shihab mengungkapkan bahwa perempuan memiliki hak untuk belajar, hak untuk memiliki kemandirian ekonomi, dan hak berpolitik. Adapun perbedaannya terletak pada substansi penafsiran tersebut yang berdampak pada hak politik perempuan. Keterlibatan perempuan dalam politik praktis dikuatkan dalam surat al-Baqarah ayat 228 dan surat At-Taubah ayat 71. Hal ini dihubungkan pada kenyataan sosial dan budaya yang berlaku saat ini sehingga membeiri kesan bahwa al-Qur’an menjadi solusi atas seitiap persoalan. Islam pun telah mengaturnya dengan memberikan adab-adab syar’i dalam menjalankan praktik interaksi di ruang publik.

Actions (login required)

View Item