Rahman, Cep Mochamad Faqih Fatwa (2024) Kajian kritis terkait hadits-hadits yang mengindikasikan larangan dalam memberi penghormatan dengan cara berdiri. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_Cover.pdf Download (212kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf Download (444kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISİ)
3_Daftar Isi.pdf Download (326kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_Bab1.pdf Download (664kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
5_Bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB III)
6_Bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (459kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB IV)
7_Bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB V)
8_Bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (334kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (640kB) | Request a copy |
Abstract
Menghormati sesama manusia merupakan sebuah kewajiban setiap manusia, hal tersebut diisyaratkan langsung oleh hadits nabi dan diriwayatkan oleh para imam. Di antara bentuk penghormatan yang diberikan manusia kepada sesamanya khususnya di kalangan kaum muslim ialah menyambut mereka dengan cara berdiri. Akan tetapi jika merujuk pada keterangan ulama atau riwayat, ada sebuah kontradiksi di dalamnya, dimana beberapa riwayat mengisyaratkan larangan melakukan penghormatan dengan cara demikian, namun sebagian riwayat lain terkesan menganjurkan bahkan memerintahkannya. Berangkat dari permasalahan ini maka tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana kehujjahan hadits atau riwayat yang mengemukakan larangan menghormati seseorang dengan cara berdiri, bagaimana penjelasan para ulama dan batasan yang diberikannya serta bagaimana kaitannya dalam konteks budaya atau ‘urf masyarakat Indonesia khususnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan syarh hadits tematik. Adapun hasil dari penelitian ini diketahui bahwasanya hadis-hadits yang berkaitan dengan larangan memberi penghormatan bagi sesama tidaklah lebih shahih daripada hadits yang memerintahkan menghormati sesama khususnya dengan cara berdiri. Memberi penghormatan dengan cara berdiri kepada siapa saja diperbolehkan dengan catatan bukan merupakan bentuk pengkultusan dan tasyabbuh bi al-Kuffar, yang dihormati pun tidak dalam keadaan duduk kecuali ada uzur, serta yang diberi hormat dilarang memiliki perasaan sombong atau merasa lebih mulia dari orang yang memberi penghormatan. Dalam konteks masyarakat Indonesia, budaya menghormati seseorang dengan cara berdiri diterapkan di berbagai tempat terutama di lingkungan instansi pemerintahan, lembaga pendidikan atau pondok pesantren, dan masyarakat agamis, hal tersebut tidaklah bertentangan dengan apa yang disyariatkan oleh Nabi saw. asalkan batasan yang beliau gariskan tidak dilanggar.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | tidak ada lampiran |
Uncontrolled Keywords: | Berdiri dan Memuliakan Seseorang; Kajian Hadits Tematik; Budaya Masyarakat |
Subjects: | Al-Hadits dan yang Berkaitan > Dirayah/Ilmu tentang Keotentikan Hadits Al-Hadits dan yang Berkaitan > Kritik terhadap Hadits Al-Hadits dan yang Berkaitan > Cerita-cerita Hadits |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Ilmu Hadits |
Depositing User: | Cep Mochamad Faqih Fatwa Rahman |
Date Deposited: | 24 Feb 2025 06:54 |
Last Modified: | 24 Feb 2025 06:54 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/104683 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |