Hardianti, Mida (2018) Gambaran bidadari di surga: analisis semantik terhadap istilah-istilah bidadari dalam Alquran. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (75kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (168kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (51kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (342kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (346kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (585kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (175kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB) | Request a copy |
Abstract
The purpose of this research is to explain the term of the ‘angel’ using semantic analysis in the Qur'an. Besides, this research is also intended to find out the social implications of the semantic meaning contained in the ‘angel’ terms in the Qur'an. This current research is revealed from the rationale that the ‘angel’ terms in the Qur'an can be analyzed by various approaches, one of them is semantic approach.The method used in this research is descriptive analisys. Moreover, this research uses qualitative research type using library research. The data obtained were analyzed by using Toshihiko Izutsu semantic method.The results of this research show that there are nine terms for the type of the ‘angel’ revealed from 13 verses in eleven surah. Those terms are Hur-'ayn, Qashiraatu ath-tharfi, Qashiraatu ath-tharfi atraab, Qashiraatu ath-tharfi 'iin, Khayraatun Hisaan, Huurun maqshuuraatun, Kawaa'iba atraabaa, Wildanu mukhaladun, and Azwaajun muthahharatun. Based on the relational meaning, those terms have two categories, physical and non-physical meanings. Physically, the angels are described as the ones who are beautiful, eye-catching, peer, and calm. While non-physically, they are loving, kind, nurturing and untouched by humans or jinns. The difference in using terms of the ‘angel’ indicates the difference between Mecca and Medina images. In Mecca, the ‘angel’ is described as female since it shows the purpose of Arab society in attracting the Jahiliyyah’s attention to Islam. However, in Medina, the ‘angel’ is described as neutral one. The angel is awarded to the faithful, loyal, fearful, repentant, and work righteousness ones. The necessity of getting clos to God with good deeds comes as the social implication for this research. In conclusion, the ‘angel’ terms in the Qur’an have no correlation with the action of terrorisms and suicide bombings. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan analisis semantik istilah-istilah bidadari dalam Alquran juga menemukan implikasi sosial makna semantik dari istilah-istilah bidadari dalam Alquran. Penelitian ini berangkat dari sebuah pemikiran, bahwa istilah-istilah bidadari dalam Alquran dapat dikaji dengan berbagai macam pendekatan yang di antaranya dengan pendekatan semantik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode descriptive analisys. Jenis penelitiannya kualitatif, berbentuk library research Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan pendekatan metode semantik Toshihiko Izutsu. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam Alquran terdapat sembilan istilah dari 13 ayat dalam sebelas surat menjelaskan jenis bidadari. Istilah-istilah itu adalah Hur-‘ayn, Qashiraatu ath-tharfi, Qashiraatu ath-tharfi atraab, Qashiraatu ath-tharfi 'iin, Khayraatun hisaan, Huurun maqshuuraatun, Kawaa'iba atraabaa,Wildanu mukhaladun dan Azwaajun muthahharatun. Istilah-istilah itu memiliki makna dasar yang berdekatan, Makna relasional dari istilah-istilah itu memberikan dua kategori makna yaitu fisik dan non fisik. Secara fisik penggambaran bidadari sebagai seorang yang cantik, bermata jeli, sebaya, juga redup pandangannya. Sementara secara material, mereka penuh cinta, baik, terpelihara dan tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin. Perbedaan penggunaan lafadz istilah bidadari menunjukan perbedaan antara gambaran di Makkah dan di Madinah. Di Makkah digambarkan sebagai perempuan, karena hal ini ditunjukan target audiens Arab untuk menarik perhatian kaum Jahiliyyah masuk Islam. Pada periode Madinah menggunakan kosa kata yang lebih netral. Bidadari itu diberikan bagi orang-orang beriman, bertakwa, takut saat menghadap Allah, orang-orang yang dibersihkan dari dosa dan mengerjakan kebajikan. Implikasi dalam kehidupan sosialnya diketahui bahwa untuk mendapatkan kenikmatan surga manusia harus mendekatkan diri kepada Allah dengan amalannya. Hemat penelitian ini juga menjawab bahwa bidadari dalam Alquran tidak ada sangkut pautnya dengan aksi bom bunuh diri dan terorisme.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | bidadari;semantik;surga angel;semantic;heaven |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Philosopy and Theory > Semantics |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Mida Hardianti |
Date Deposited: | 03 Jul 2018 03:46 |
Last Modified: | 03 Jul 2018 03:46 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/10633 |
Actions (login required)
View Item |