Analisis penafsiran Hamka dan Mahmud Yunus terhadap etika berkomunikasi dalam Islam serta relavansinya dengan Falsafah “Kato Nan Ampek” dalam Budaya Minangkabau

Arrasyidi, Afif (2025) Analisis penafsiran Hamka dan Mahmud Yunus terhadap etika berkomunikasi dalam Islam serta relavansinya dengan Falsafah “Kato Nan Ampek” dalam Budaya Minangkabau. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (139kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (183kB) | Preview
Preview	Text (SK BEBAS PLAGIARISM) 3_skbebasplagiarsm.pdf Download (265kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (169kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (376kB) | Preview
	Text (BAB ll) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (321kB)
	Text (BAB lll) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (227kB)
	Text (BAB lV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (787kB)
	Text (BAB V) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (152kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (203kB)

Abstract

Sangat penting bagi setiap orang untuk mempelajari etika komunikasi yang baik sejak dini, karena hal ini akan berdampak pada kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain di masa yang akan datang. Namun Kenyataannya, manusia sering kali gagal dalam menerapkan prinsip komunikasi yang baik. Saat ini, banyak sekali kesalahan komunikasi yang terjadi seperti memberikan informasi yang tidak benar tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenarannya, mem-bully teman dan rekan sebaya, mengintimidasi teman sebaya, menggunakan kata-kata kotor, memperlakukan orang tua dengan tidak sopan, menghina, dan berlaku kasar kepada yang lebih kecil dari kita. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri dan mengetahui bagaimana penafsiran mengenai etika berkomunikasi dalam islam yang terdapat pada Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Tafsir Qur’an Karim karya Mahmud Yunus, persamaan dan perbedaan dari dua tokoh mufassir serta melihat relavansinya etika berkomunikasi tersebut dengan falsafah “Kato Nan Ampek” pada budaya Minangkabau. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, metode yang digunakan adalah metode komparatif dan etnografi komunikasi. Sumber data primer berupa Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Tafsir Qur’an Karim karya Mahmud Yunus dan sekunder berupa artikel jurnal, skripsi, dan buku-buku yang relavan dengan kajian penulis. dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan literatur dokumen dan penelusuran observasi. Dan pada analisis data penulis menggunakan analisis data deskriptif sesuai untuk penelitian ini. Hasil dari penelitian ini bahwasannya dalam Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Tafsir Qur’an Karim karya Mahmud Yunus tidak disebutkan secara eksplisit mengenai falsafah Kato Nan Ampek ini, namun jika dilihat dari penafsirannya ini memiliki kesamaan dengan falsafah tersebut. Dan juga menunjukkan bahwa Kato Nan Ampek dalam budaya Minangkabau memiliki keterikatan yang erat dengan enam prinsip Qaulan dalam Islam. Komunikasi yang benar (Qaulan Sadidan) dan Qaulan Balighan selaras dengan Kato Mandata, yang menuntut berbicara dengan jujur, jelas, dan santun kepada teman sebaya. Qaulan Kariman, yang mengajarkan berbicara dengan penuh penghormatan, sejalan dengan Kato Mandaki, yaitu berbicara kepada orang yang lebih tua dengan hormat. Qaulan Layyinan dan Qaulan Maysuran yang menekankan kelembutan dalam berbicara, sesuai dengan Kato Manurun, yang mengajarkan berbicara dengan kasih sayang kepada yang lebih muda dan mengajarkan berbicara kepada yang lebih rendah dengan bijaksana.

Actions (login required)

View Item