Penggunaan pewarna makanan dari serangga cochineal menurut Fatwa MUI No 33 tahun 2011 dan Lembaga Fatwa Malaysia

Nurhaliza, Rahma (2025) Penggunaan pewarna makanan dari serangga cochineal menurut Fatwa MUI No 33 tahun 2011 dan Lembaga Fatwa Malaysia. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover (14).pdf Download (99kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak (7).pdf Download (216kB) | Preview
Preview	Text (LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI) 3_skbebasplagiarism.pdf Download (310kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (119kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (445kB) | Preview
	Text (BAB II) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (395kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (592kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (280kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Repository staff only Download (202kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) 11_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Islam menekankan kehalalan produk, terutama dalam makanan, yang memerlukan pengawasan dari produksi hingga distribusi. Salah satu isu adalah penggunaan pewarna alami dari serangga Cochineal, yang memunculkan pertanyaan kehalalan bagi konsumen Muslim. MUI dalam Fatwa No. 33 Tahun 2011 menyatakan pewarna ini halal jika melalui proses pemurnian sesuai syariah, sementara di Malaysia dianggap haram karena dinilai najis. Isu ini juga berkaitan dengan kesehatan, karena pewarna Cochineal dapat memicu alergi. Tujuan Penelitiaan ini untuk mengetahui hukum penggunaan pewarna makanan dari serangga cochineal menurut MUI NO 33 Tahun 2011 dan Lembaga Fatwa Malaysia serta analisis perbandingan dari kedua fatwa tersebut. Kerangka pemikiran penelitian ini didasarkan teori perbandingan hukum, teori ijtihad dan teori halal dalam mengambil istinbath hukum fatwa MUI dan Malaysia yang masing-masing memiliki metode istinbath hukum yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif (Library Research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekataan yuridis normatif dapat digunakan untuk mengkaji regulasi dan fatwa yang berkaitan dengan penggunaan pewarna makanan dari serangga cochineal sebagaimana yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia dan fatwa Malaysia. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hukum penggunaan pewarna makanan dari serangga cochineal Fatwa Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa penggunaan pewarna karmin halal dan dapat dikonsumsi, sedangkan lembaga fatwa Malaysia mengharamkan karena serangga cochineal termasuk kategori jijik. MUI berlandaskan pada prinsip bahwa pewarna cochineal bermanfaat dan tidak termasuk dalam kategori khaba’its (menjijikkan) sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-A’raf ayat 157 Sementara itu, Lembaga Fatwa Malaysia berpegang pada pendapat Imam Syafi’i yang mengharamkan semua serangga dalam kategori al-hasyarat karena dianggap menjijikkan serta menilai bahan dasar karmin sebagai najis meskipun telah mengalami perubahan bentuk. Analisis perbandingan metode istinbath hukum antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Fatwa Malaysia terkait pewarna serangga cochineal menunjukkan perbedaan pandangan yang signifikan. MUI dan Lembaga Fatwa Malaysia sama-sama mengambil dalil QS Al-Araf ayat 157 tetapi memaknai ayat tersebut sangat berbanding terbalik karena disini adanya metode istinbath ikhtilafi.

Actions (login required)

View Item