Suherman, Muhamad Ajan (2025) Hukum najis anjing dan babi serta cara mensucikannya menurut Imam Nawawi dan Ibnu Taimiyyah. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_Cover.pdf Download (49kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (110kB) | Preview |
|
|
Text (LEMBAR PERNYAAAN)
lembar pernyataan karya sendiri...pdf Download (76kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
5_DAFTAR ISI.pdf Download (106kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
6_BAB I.pdf Download (390kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
7_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (428kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
8_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
9_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (669kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
10_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (125kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
11_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (123kB) |
|
![]() |
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN .pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Dalam ajaran Islam, kesucian merupakan salah satu aspek penting yang menjadi syarat sah ibadah. Islam memiliki ketentuan yang rinci mengenai jenis-jenis najis dan cara mensucikannya. Salah satu jenis najis yang paling berat adalah najis mughalladhah. Najis ini, khususnya yang berasal dari anjing dan babi, sering menjadi topik perdebatan di kalangan ulama fiqih. Perbedaan pendapat mengenai tata cara penyuciannya kerap menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat Muslim. Di tengah perubahan sosial dan kemajuan teknologi, akses terhadap tanah sebagai media penyucian juga menjadi tantangan, sehingga diperlukan kajian lebih mendalam mengenai perbedaan pandangan ini serta relevansinya dalam praktik keagamaan kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pandangan Imam Nawawi dan Ibnu Taimiyyah mengenai hukum najis anjing dan babi serta metode penyuciannya. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji metode istinbat al-ahkam yang digunakan oleh kedua ulama dalam menafsirkan dalil-dalil terkait najis mughalladhah dan bagaimana perbedaan ini berdampak pada praktik fiqih thaharah. Kerangka berpikir penelitian ini didasarkan pada perbedaan dalam menafsirkan ayat al-Qur'an dan hadits mengenai najis anjing dan babi. Imam Nawawi merujuk pada hadits Abu Hurairah yang menyatakan bahwa penyucian najis anjing harus dilakukan dengan tujuh kali bilasan, salah satunya menggunakan tanah. Ibnu Taimiyyah, di sisi lain, berpendapat bahwa tanah tidak wajib digunakan dalam penyucian karena hadits tersebut lebih bersifat anjuran dan bukan kewajiban mutlak. Selain itu, penelitian ini juga melihat bagaimana kedua ulama menggunakan kaidah fiqhiyah dalam menetapkan hukum, di mana Imam Nawawi lebih cenderung mengikuti pendekatan tekstual dalam qiyas, sedangkan Ibnu Taimiyyah mempertimbangkan mashlahah dalam penerapan hukumnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui studi kepustakaan (library research), dengan sumber primer berupa Raudlatut Thalibin karya Imam Nawawi dan Syarh al-‘Umdah karya Ibnu Taimiyyah. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode komparatif untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan pandangan kedua ulama dalam menetapkan hukum najis dan tata cara penyuciannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Nawawi dan Ibnu Taimiyyah memiliki perbedaan mendasar dalam menentukan hukum najis dan cara penyuciannya. Imam Nawawi hanya menganggap anjing sebagai najis mughalladhah dan mewajibkan pencucian dengan tanah, sedangkan Ibnu Taimiyyah menganggap anjing dan babi sama-sama najis berat dan tidak mewajibkan tanah sebagai bagian dari penyucian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perbedaan metode istinbat hukum antara kedua ulama memberikan wawasan luas dalam memahami fiqih thaharah serta fleksibilitas dalam penerapan hukum bersuci sesuai dengan kondisi dan kemudahan yang ada.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fiqih Thaharah, Najis Mughalladhah; Najis Anjing dan Babi; Imam Nawawi; Ibnu Taimiyyah |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | muhamad ajan suherman |
Date Deposited: | 21 May 2025 04:24 |
Last Modified: | 21 May 2025 04:24 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/108166 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |