Surahman, Maman (2025) Teori Maṣlaḣah Najm al-Din al-Thufi dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah dan relevansinya dengan hukum perwakafan di Indonesia. Doktoral thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
![]() |
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (236kB) |
![]() |
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (323kB) |
![]() |
Text (SK BEBAS PLAGIARISME)
3_skbebasplagiarism.pdf Download (538kB) |
![]() |
Text (DAFTAR ISI)
4_daftarisi.pdf Download (198kB) |
![]() |
Text (BAB I)
5_bab1.pdf Download (888kB) |
![]() |
Text (BAB II)
6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB III)
7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (257kB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB IV)
8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB V)
9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) | Request a copy |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (301kB) | Request a copy |
Abstract
Hukum perwakafan terus berevolusi sesuai kebutuhan masyarakat, terutama dalam memfasilitasi model-model wakaf modern yang tidak hanya memudahkan pelaksanaan wakaf, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi dari harta yang diwakafkan. Pemikiran Al-Thufi sebagai salah satu penggagas teori maṣlaḣah. al-Thufi memberikan pandangan yang berbeda dari para ulama sebelumnya tentang cara penerapan maṣlaḣah, yang tidak hanya terbatas pada teks, tetapi lebih kepada prinsip maṣlaḣah yang dinamis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan situasi yang berkembang. Penelitian ini memfokuskan sejauh mana relevansi teori maṣlaḣah al-Thufi dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan hukum perwakafan di Indonesia terutama dalam regulasi wakaf di Indonesia. Hal ini melibatkan analisis apakah prinsip maṣlaḣah dapat menjadi dasar bagi perumusan kebijakan perwakafan yang lebih sesuai dengan prinsip syariah, mengingat situasi sosial-ekonomi di Indonesia yang terus berubah. Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mendeskripsikan dan menganalisis kontsruksi Maṣlaḣah Najm al-Dȋn al-Thȗfȋ dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah, kedua, menganalisis dasar hukum pemikiran Najm al-Dȋn al-Thȗfȋ dalam bidang bidang tersebut, ketiga, menganalisis peraturan perundang-undangan Perwakafan di Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Syariah, keempat, mengevaluasi relevansi teori maṣlaḣah Najm al-Dȋn al-Thȗfȋ terhadap peraturan perundang-undangan perwakfan di Indonesia dan kelima menganalisis kontribusi teori maṣlaḣah Najm al-Din al-Thȗfȋ terhadap pengembangan hukum perwakafan di Indonesia. Grand theory dalam penelitian ini adalah teori maṣlaḣah, middle theory adalah teori perubahan hukum Islam dan applied theory adalah teori taqnin al-ahkam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptip analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Data primer kitab-kitab karya Najmuddin Al-Thufi dan Peraturan Perundangundangan Perwakafan di Indonesia, sedangkan data sekunder berupa studi kepusatakaan dengan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa; pertama, Al-Thufi berpendapat bahwa dalam mu'amalah (hukum ekonomi syariah), maṣlaḣah dapat menjadi dalil tertinggi karena hukum disyariatkan untuk mencapai kemaṣlaḣatan. Jika maṣlaḣah bertentangan dengan naṣ dalam hal mu'amalah, maka maṣlaḣah harus diutamakan daripada dalil-dalil yang tidak pasti (dzani); kedua, Al-Thufi menyatakan bahwa naṣ dan ijma’ adalah sumber hukum tertinggi, namun jika bertentangan dengan maṣlaḣah dalam hal mu'amalah, maka maṣlaḣah harus diutamakan. Maṣlaḣah didahulukan melalui metode takhsish dan bayan, tanpa mengabaikan naṣ dan ijma’. Dalam hal mu'amalah, maṣlaḣah adalah dalil terkuat yang mengungguli naṣ yang dzanni; ketiga, Dalam hukum ekonomi syariah di Indonesia, wakaf diatur melalui undang-undang, fatwa, dan peraturan Badan Wakaf Indonesia, sehingga bersifat mengikat. Hal ini merupakan bentuk istinbath tahthbiqi dalam perumusan regulasi wakaf di Indonesia. Analisis peneliti tentang pasal-pasal UU Wakaf berdasarkan pandangan Al-Thufi melihat maṣlaḣah sebagai prioritas utama dalam penerapan hukum tersebut; keempat, Relevansi teori maṣlaḣah Al-Thufi terhadap UU No. 41 Tahun 2004 tercermin dalam optimalisasi pengelolaan, fleksibilitas hukum, penegakan sanksi, transparansi, perlindungan harta wakaf, penyesuaian kebutuhan sosial, serta peran BWI, semuanya untuk memastikan wakaf tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat; dan kelima, Wakaf dianggap ijtihadiyah karena tidak ada ayat atau hadits spesifik, sehingga ulama menggunakan maṣlaḣah melalui ijtihad seperti qiyas dan istihsan. Konsep maṣlaḣah Al-Thufi relevan untuk pengembangan hukum wakaf di Indonesia, termasuk pengelolaan wakaf uang dan surat berharga, yang berlandaskan maṣlaḣah. Waqf law continues to evolve in accordance with the needs of society, especially in facilitating modern waqf models that not only ease the implementation of waqf but also enhance the economic value of the endowed assets. Al-Thufi's thought, as one of the initiators of the maṣlaḣah theory, offers a different perspective from earlier scholars regarding the application of maṣlaḣah. His view extends beyond a mere textual approach to a more dynamic principle of maṣlaḣah, which aligns with the needs of society and the evolving circumstances. This research focuses on the extent to which Al-Thufi’s maṣlaḣah theory is relevant in addressing waqf legal issues in Indonesia, particularly in the context of waqf regulations. It involves an analysis of whether the maṣlaḣah principle can serve as a foundation for formulating waqf policies that are more in line with Sharia principles, considering the continuously changing socio-economic situation in Indonesia. This study aims to: first, describe and analyze the construction of Maṣlaḣah by Najm al-Dīn al-Thūfī in the field of Islamic Economic Law; second, analyze the legal foundations of Najm al-Dīn al-Thūfī’s thinking in this area; third, analyze the waqf legislation in Indonesia from the perspective of Islamic economics; fourth, evaluate the relevance of Najm al-Dīn alThūfī’s maṣlaḣah theory to the waqf regulations in Indonesia; and fifth, analyze the contribution of Najm al-Dīn al-Thūfī’s maṣlaḣah theory to the development of waqf law in Indonesia. The grand theory in this research is the maṣlaḣah theory, the middle theory is the theory of Islamic law reform, and the applied theory is the theory of taqnin al-ahkam (codification of laws). This research uses a descriptive-analytical method with a normative juridical approach. The primary data consists of the works of Najmuddin Al-Thūfī and the Waqf regulations in Indonesia, while the secondary data includes library studies with qualitative data analysis. The research findings are as follows: first, Al-Thūfī argued that in mu'amalah (Islamic economic law), maṣlaḣah can be considered the highest legal proof because laws are enacted to achieve benefits. If maṣlaḣah contradicts the texts (naṣ) in mu'amalah, maṣlaḣah should take precedence over uncertain (dzani) proofs; second, Al-Thūfī stated that naṣ and ijma’’ are the highest sources of law, but if they conflict with maṣlaḣah in mu'amalah, maṣlaḣah must be prioritized. Maṣlaḣah is prioritized through the methods of takhsish and bayan, without disregarding naṣ and ijma’’. In mu'amalah, maṣlaḣah is the strongest proof, surpassing the uncertain naṣ; third, in Indonesia’s Islamic economic law, waqf is regulated through laws, fatwas, and regulations from the Indonesian Waqf Board (BWI), making it legally binding. This represents a form of istinbath tahthbiqi (practical reasoning) in the formulation of waqf regulations in Indonesia. The researcher’s analysis of the articles of the Waqf Law, based on Al-Thūfī’s views, sees maṣlaḣah as the main priority in the application of the law; fourth, the relevance of Al-Thūfī's maṣlaḣah theory to Law No. 41 of 2004 is reflected in the optimization of management, legal flexibility, enforcement of sanctions, transparency, protection of waqf assets, adjustment to social needs, and the role of BWI, all aimed at ensuring that waqf remains relevant and beneficial to society; and fifth, Waqf is considered ijtihadiyah because there is no specific verse or hadith, so scholars use maṣlaḣah through ijtihad such as qiyas and istihsan. Al-Thūfī’s concept of maṣlaḣah is relevant for the development of waqf law in Indonesia, including the management of cash waqf and securities, based on the principle of maṣlaḣah.
Item Type: | Thesis (Doktoral) |
---|---|
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Muamalat, Muamalah/Hukum Perdata Islam |
Divisions: | Pascasarjana Program Doktor > Program Studi Hukum Islam > Konsentrasi Hukum Ekonomi Syari'ah |
Depositing User: | maman surahman |
Date Deposited: | 10 Jun 2025 02:13 |
Last Modified: | 10 Jun 2025 02:13 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/108738 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |