Shafira, Alya (2025) Kata Najwa dalam Al-Quran analisis semantik ensiklopedik dan implikasinya sebagai strategi peningkatan keharmonisan sosial di era kontemporer. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (225kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02_Abstrak.pdf Download (393kB) | Preview |
|
|
Text (SK BEBAS PLAGIARISM)
3_skbebasplagiarism.pdf Download (265kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
04_Daftar Isi.pdf Download (208kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
05_Bab I.pdf Download (453kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
06_Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (468kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
07_Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (289kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
08_Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
09_Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (255kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
10_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (262kB) |
Abstract
Dalam era digital yang penuh dengan pelanggaran privasi, penyebaran hoaks, dan komunikasi toksik, pendekatan etis seperti konsep “najwa” (pembicaraan rahasia) dalam Islam menawarkan landasan etik yang kuat untuk membangun komunikasi yang tidak hanya mentransfer informasi, tetapi juga membentuk hubungan sosial yang harmonis. Alasan berikutnya adalah adanya perbedaan pandangan di kalangan para mufassir terkait makna najwa. Sebagian mufasir berpendapat bahwa najwa adalah berbisik, komunikasi rahasia, keselamatan dan tauhid. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan makna dasar dan makna relasional, memaparkan konsep najwa lalu bagaimana implikasi najwa dalam strategi peningkatan keharmonisan sosial di era kontemporer. Berdasarkan sumber data yang digunakan, maka penelitian ini bersifat studi kepustakaan (library research). Dan jenis dari penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan semantik ensiklopedik, yang merupakan pengembangan dari metode semantik Al-Qur’an Toshihiko Izutsu. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kata najwa dan derivasinya disebutkan sebanyak 82 kali dengan 45 bentuk kata, dari 45 tersebut terbagi menjadi empat arti yaitu keselamatan, bisikan, pembicaraan rahasia, dan munajat. Makna dasar kata najwa yakni terpisah atau selamat dari sesuatu, tempat yang tinggi, pembicaraan tersembunyi, dan mengelupas. Makna relasional kata najwa pra-Qur’anik memiliki makna yang beragam mulai dari makna positif seperti menyelamatkan diri, tempat tinggi yang berarti (kejayaan), dan kecantikan yang memukau. Adapun makna negatif seperti fitnah, gosip, dan pembicaraan buruk secara tersembunyi, kata ini digunakan untuk mendeskripsikan praktik memfitnah dan menggunjing sesama.Makna relasional pada masa Qur’anik meliputi lima hal, yakni: segi subjek yang berarti Allah, malaikat, setan, orang-orang yang bersyukur. Segi objek orang-orang yang beriman dan bertakwa, Fir’aun dan pengikutnya, orang-orang dzalim, Nabi Luth, Nabi Nuh. Segi perbuatan seperti sedekah, dusta, putus asa, berbuat dosa, segi musibah dan perlindungan Allah yaitu bencana besar, kesusahan, azab, pertolongan dan rahmat. Segi tempat yaitu daratan, kapal dan Gunung Thur. Konsep najwa tidak lagi hanya terbatas pada komunikasi rahasia semata, melainkan mencakup aspek keselamatan fisik dan spiritual, kualitas moral tindakan, dan perlindungan. Yang peneliti tawarkan untuk strategi peningkatan keharmonisan sosial yakni: mengenai transparansi dan privasi, komunikasi antarbudaya dan penggunaan secara bijak media sosial dan tekhnologi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Al-Qur'an; Analisis Semantik; Keharmonisan Sosial; Najwa Kontemporer |
Subjects: | Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Alya Shafira Octaviani |
Date Deposited: | 15 Jul 2025 01:49 |
Last Modified: | 15 Jul 2025 01:49 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/112243 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |