Pernikahan childfree dalam perspektif fiqih munakahat

Abduloh, Abduloh (2024) Pernikahan childfree dalam perspektif fiqih munakahat. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) COVER.pdf Download (270kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (339kB) | Preview
Preview	Text Lembar pernyataan bebas plagiarisme.pdf Download (856kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) DAFTAR ISI.pdf Download (355kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (910kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (913kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (344kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (500kB)
	Text lampiran penelitian.pdf Restricted to Repository staff only Download (574kB)

Abstract

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara suami dan istri. Pernikahan memiliki beberapa tujuan yang salah satunya meneruskan keturunan. Namun saat ini tujuan tersebut untuk sebagian pasangan tidak lagi menjadi tujuan utama, sebagian pasangan tersebut memilih untuk tidak memiliki anak atau keturunan dalam pernikahannya yang disebut dengan childfree. Hal tersebut tentunya berlawanan dengan dalil-dalil yang menganjurkan untuk melanjutkan keturunan, dan penulis meneliti permasalahan ini berdasarkan fiqih munakahat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) fenomena childfree di beberapa negara dan khususnya di Indonesia serta faktor yang melatar belakangi seseorang sehingga memutuskan untuk tidak memiliki anak, (2) dan bagaimana pandangan fiqih munakahat terkait pernikahan tanpa anak (childfree) yang viral beberapa tahun belakangan ini. Kerangka berfikir dari penelitian ini meggunakan maqashid syari’ah sebagai hukum yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang sesuai syariat Islam serta ilmiah terhadap setiap kasus yang berkembang seiring dengan zaman dengan jawaban yang bijak dan adil, dengan menetapkan fatwa dari sebuah nash Al-Qur’an dan As-sunnah yang masih bersifat umum seperti pada kasus fenomena childfree. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Desktiftif adalah metode penelitian dengan pedekatan yuridis normatif. Dan menggunakan jenis penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini penulis akan menganalisis fenomena childfree dan khususnya dalam pandangan fiqih munakahat, dengan menggunakan sumber data sekunder . Hasil dari penelitian ini bahwa (1) terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan sesorang memilih untuk childfree, diantaranya yaitu faktor ekonomi, mental, personal dan pengalaman pribadi, budaya, dan faktor lingkungan yang mulai overpopulasi. (2) Childfree dalam pandangan ulama fiqih di qiyaskan dengan ‘azl yaitu mengeluarkan sperma diluar kelamin istri, yang mana dalam Islam hal itu diperbolehkan atau mubah. Pernikahan tanpa anak diperbolehkan atas dasar maslahah daruriyyat. Namun bebas anak dilarang jika bertentangan dengan maqashid al-syariah. Terlepas dari itu, keputusan childfree ini bertentangan dengan salah satu tujuan perkawinan dan dari beberapa alasan tersebut merupakan bentuk prasangka buruk kepada Allah SWT karena masa depan merupakan sesuatu yang ghaib dan seseorang tidak dapat memprediksi bagaimana kehidupan keluarga dan anaknya di masa yang akan datang. Dalam 5 maqashid syariah terdapat salah satu perintah syariah utuk menjaga keturunan walau dalam maksud untuk menjaga dari zina, namun dalam arti luas diartikan menjaga populasi manusia agar tetap berjalan dan ada penerus. Apabila disandingkan kepada kasus yang terjadi akhir-akhir ini, kebanyakan yang memilih childfree ini dari kalangan atas dan tanpa ada alasan yang darurat untuk memutuskan childfree, maka hal itu tidak dibenarkan dan dihukumi makruh.

Actions (login required)

View Item