Fenomena sosial pernikahan dini di kalangan remaja: Studi di Kelurahan Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV

Andini, Suci (2025) Fenomena sosial pernikahan dini di kalangan remaja: Studi di Kelurahan Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) COVER.pdf Download (195kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (119kB) | Preview
Preview	Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIARISM) Keterangan Bebas Plagiarism.pdf Download (401kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) DAFTAR ISI.pdf Download (169kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (204kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (279kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (222kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (381kB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAPUS.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB)
	Text (LAMPIRAN) LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (990kB)

Abstract

Pernikahan dini merupakan persoalan sosial yang masih banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di daerah pedesaan seperti Kelurahan Durian Luncuk, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Meskipun pemerintah telah merevisi Undang-Undang Perkawinan melalui UU No. 16 Tahun 2019 untuk menaikkan batas usia minimal pernikahan menjadi 19 tahun, kenyataannya praktik pernikahan usia remaja masih berlangsung. Peneliti memilih wilayah ini karena tingginya angka pernikahan dini, rendahnya kesadaran hukum masyarakat, serta kuatnya budaya lokal yang mendukung praktik tersebut. Fenomena ini menimbulkan berbagai dampak serius, baik bagi individu maupun masyarakat, mulai dari terputusnya pendidikan, beban ekonomi rumah tangga, hingga tekanan psikologis pada remaja yang belum matang secara emosional maupun sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini, memahami dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya, serta mengidentifikasi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat dalam mencegah praktik tersebut. Penelitian ini juga bertujuan memberikan gambaran ilmiah yang dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan sosial yang lebih responsif terhadap kondisi lokal. Dalam penelitian ini digunakan teori tindakan sosial dari Max Weber sebagai landasan berpikir. Weber memandang bahwa setiap tindakan manusia memiliki makna subjektif yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya. Tindakan menikah dini, dalam konteks ini, banyak digerakkan oleh kebiasaan, nilai kolektif, serta pertimbangan emosional atau religius, bukan semata-mata keputusan rasional. Teori ini membantu peneliti memahami motif dan makna di balik pilihan individu maupun keluarga dalam melakukan pernikahan dini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi pustaka. Informan terdiri dari pasangan pelaku pernikahan dini, tokoh masyarakat, dan aparat kelurahan. Data dianalisis secara tematik untuk menggambarkan pola-pola sosial yang muncul di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi, pengaruh orang tua, kehamilan di luar nikah, serta kuatnya adat istiadat menjadi pendorong utama pernikahan dini. Dampak yang ditimbulkan meliputi rendahnya akses pendidikan, ketergantungan ekonomi, dan risiko perceraian. Sementara itu, upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat masih bersifat normatif dan belum menyentuh akar permasalahan yang bersifat struktural maupun kultural.

Actions (login required)

View Item