Makna pembacaan Q.S Ṭāhā ayat 25-28 sebagai doa sebelum belajar: Studi Living Qur’an di Rumah Tahfizh Qur’an Al-Harun Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung

Lestari, Serli (2025) Makna pembacaan Q.S Ṭāhā ayat 25-28 sebagai doa sebelum belajar: Studi Living Qur’an di Rumah Tahfizh Qur’an Al-Harun Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover.pdf

Download (188kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_abstrak.pdf

Download (179kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_skbebasplagiarism.pdf

Download (265kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_daftarisi.pdf

Download (211kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5_bab1.pdf

Download (457kB) | Preview
[img] Text
6_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (767kB) | Request a copy
[img] Text
7_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (349kB) | Request a copy
[img] Text
8_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (474kB) | Request a copy
[img] Text
9_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (226kB) | Request a copy
[img] Text
10_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (219kB) | Request a copy
[img] Text
11_lampiran-lampiran.pdf.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Serli Lestari, 1211030200, 2025. “Makna Pembacaan Q.S. Ṭāhā Ayat 25–28 Sebagai Doa Sebelum Belajar: Studi Living Qur’an di Rumah Tahfidz Qur’an Al-Harun.” Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Penelitian ini membahas kebiasaan pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 yang rutin dilakukan sebagai doa sebelum belajar oleh para santri danPenelitian ini membahas kebiasaan pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 yang rutin dilakukan sebagai doa sebelum belajar oleh para santri dan pengajar di Rumah Tahfidz Qur’an Al-Harun, Desa Cangkuang, Rancaekek, Kabupaten Bandung. Ayat tersebut merupakan doa Nabi Musa yang bermakna permohonan akan kelapangan hati, kemudahan urusan, kefasihan bicara, dan pemahaman yang baik. Praktik ini menjadi wujud nyata dari Living Qur’an, yaitu bagaimana al-Qur’an hadir dan dijalankan dalam keseharian masyarakat Muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap praktik pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 sebagai bagian dari rutinitas pendidikan, serta menganalisis makna yang dipahami para santri dan pengajar melalui tiga dimensi: objektif (tindaan yang terjadi langsung), ekspresif (pengalaman pribadi), dan dokumenter (struktur sosial-budaya lembaga). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Living Qur’an dan teori Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan informan utama tiga pengajar dan dua belas santri. Analisis diarahkan untuk mengungkap bagaimana makna ayat tersebut dibentuk dan dijalankan dalam konteks lembaga pendidikan Tahfidz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 di Rumah Tahfidz Al-Harun tidak hanya berfungsi sebagai doa, tetapi juga sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai spiritual dalam proses belajar. Pembacaan ini menjadi sarana untuk membangun kesiapan mental, memperkuat motivasi, dan mempererat hubungan spiritual dengan al-Qur’an. Praktik tersebut juga merepresentasikan konstruksi sosial yang menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kekuatan dalam pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian Living Qur’an, khususnya mengenai peran ayat-ayat suci dalam membentuk tradisi dan budaya belajar di lembaga pendidikan Islam nonformal. pengajar di Rumah Tahfidz Qur’an Al-Harun, Desa Cangkuang, Rancaekek, Kabupaten Bandung. Ayat tersebut merupakan doa Nabi Musa yang bermakna permohonan akan kelapangan hati, kemudahan urusan, kefasihan bicara, dan pemahaman yang baik. Praktik ini menjadi wujud nyata dari Living Qur’an, yaitu bagaimana al-Qur’an hadir dan dijalankan dalam keseharian masyarakat Muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap praktik pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 sebagai bagian dari rutinitas pendidikan, serta menganalisis makna yang dipahami para santri dan pengajar melalui tiga dimensi: objektif (tindaan yang terjadi langsung), ekspresif (pengalaman pribadi), dan dokumenter (struktur sosial-budaya lembaga). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Living Qur’an dan teori Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan informan utama tiga pengajar dan dua belas santri. Analisis diarahkan untuk mengungkap bagaimana makna ayat tersebut dibentuk dan dijalankan dalam konteks lembaga pendidikan Tahfidz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan Q.S. Ṭāhā ayat 25–28 di Rumah Tahfidz Al-Harun tidak hanya berfungsi sebagai doa, tetapi juga sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai spiritual dalam proses belajar. Pembacaan ini menjadi sarana untuk membangun kesiapan mental, memperkuat motivasi, dan mempererat hubungan spiritual dengan al-Qur’an. Praktik tersebut juga merepresentasikan konstruksi sosial yang menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kekuatan dalam pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian Living Qur’an, khususnya mengenai peran ayat-ayat suci dalam membentuk tradisi dan budaya belajar di lembaga pendidikan Islam nonformal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Q.S. Ṭāhā 25–28; Doa Sebelum Belajar; Living Qur’an; Rumah Tahfidz; Sosiologi Pengetahuan
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kritik dan Komentar Mengenai Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Serli Lestari
Date Deposited: 26 Aug 2025 06:57
Last Modified: 27 Aug 2025 01:50
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/116090

Actions (login required)

View Item View Item