Resepsi nilai-nilai kesabaran dalam kegiatan khataman Al-Qur’an di Kabupaten Majene: Studi Living Qur’an pada tradisi Sayyang Pattu’du

Syafura S, Syarafina Tsiqa (2025) Resepsi nilai-nilai kesabaran dalam kegiatan khataman Al-Qur’an di Kabupaten Majene: Studi Living Qur’an pada tradisi Sayyang Pattu’du. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (503kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (196kB) | Preview
Preview	Text (SK BEBAS PLAGIARISM) 3_skbebasplagiarism.pdf Download (264kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (163kB) | Preview
Preview	Text (BAB 1) 5_bab1.pdf Download (220kB) | Preview
	Text (BAB 2) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (425kB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (149kB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (470kB) | Request a copy
	Text (BAB 5) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (135kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) 11_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (410kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya 2 hal yang kontradiktif. Di satu sisi, khataman al-Qur’an di Kabupaten Majene dirayakan dalam tradisi sayyang pattu’du sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan anak-anak menyelesaikan 30 juz sekaligus menjadi wujud nyata nilai-nilai kesabaran dalam proses khataman al-Qur’an terbentuk serta ditampilkan juga melalui budaya lokal. Namun di sisi lain, tidak sedikit anak-anak yang mengikuti khataman hanya karena ingin naik kuda atau karena dorongan orang tua, tanpa benar-benar memahami nilai kesabaran yang terkandung dalam proses tersebut. Maka muncul pertanyaan, apakah anak-anak yang mengikuti tradisi sayyang pattu’du dalam memperingati khataman al-Qur’an benar-benar memahami dan meresepsi nilai-nilai kesabaran dalam al-Qur’an melalui pengalaman spiritual dan budaya tersebut? Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana anak-anak meresepsi nilai-nilai kesabaran dalam al-Qur’an melalui proses khataman serta pengaruh tradisi Sayyang Pattu’du terhadap resepsi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi lapangan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan Living Qur’an dan teori resepsi Hans Robert Jauss, yang mencakup lima tahap: cakrawala harapan, jarak estetik, pengalaman estetik, pemaknaan baru, dan penerapan. Dalam hasil penelitian terdapat bahwa tradisi sayyang pattu’du di Majene merupakan ekspresi budaya yang mengandung makna religius dan sosial sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap anak-anak yang telah menyelesaikan 30 juz al-Qur’an. Tradisi ini ditandai dengan arak-arakan anak khatam di atas kuda berhias, diiringi rebana, syair kalindaqdaq, serta melibatkan tokoh agama, orang tua, dan masyarakat sekitar. Resepsi anak-anak terhadap ayat-ayat kesabaran berkembang seiring proses khataman. Mereka memahami bahwa harapan memerlukan perjuangan, dan sabar berarti tekun, berani, mengendalikan diri, serta istiqamah. Tradisi Sayyang Pattu’du memperkuat makna ini melalui penghargaan sosial yang memberi dampak emosional dan spiritual. Nilai-nilai kesabaran dimaknai anak-anak sebagai kemampuan bertahan menghadapi kesulitan, berani menerima arahan, serta menghadapi rasa takut saat tampil atau diarak. Mereka juga menunjukkan keteguhan hati, mampu menahan godaan, dan berusaha menetap dalam kebaikan setelah khatam. Makna sabar bagi mereka tidak sekadar teori, tetapi dijalani secara nyata melalui proses belajar, pengalaman spiritual, dan tradisi budaya.Keywords: Textbook, Cognitive dimensions, Instructions, Bloom's Taxonomy, HOTS & LOTA

Actions (login required)

View Item