Algifari, Muhammad Shabrun (2025) Ummatan Wasathan dalam tafsir Tafhim Al-Qur’an dan tafsir At-Tanwir: Studi Komparatif penafsiran QS. Al-Baqarah ayat 143. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
Cover.pdf Download (318kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf Download (564kB) | Preview |
|
|
Text (SK BEBAS PLAGIARISME)
CamScanner 29-08-25 10.16 (1).pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
Daftar isi.pdf Download (375kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (277kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (516kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (231kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (767kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (201kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (288kB) |
Abstract
Penelitian ini berangkat dari permasalahan perkembangan umat Islam yang senantiasa diwarnai dengan kebutuhan untuk melakukan tajdid (pembaharuan). Tantangan zaman, baik berupa problem sosial, politik, maupun budaya, menuntut umat untuk kembali meneguhkan ajaran Islam agar tetap relevan sekaligus terhindar dari penyimpangan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, konsep ummatan wasathan pada Q.S. al-Baqarah/2:143 menjadi penting untuk dikaji, karena menegaskan posisi umat Islam sebagai umat pertengahan yang adil, seimbang, dan menjadi saksi bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penafsiran Abul A‘la Maududi dalam Tafhim al-Qur’an dan penafsiran Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam Tafsir at-Tanwir, yang lahir dari latar belakang keilmuan dan konteks sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif melalui riset kepustakaan (library research), serta menggunakan metode muqaran untuk membandingkan kedua tafsir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maududi menafsirkan ummatan wasathan dengan penekanan pada posisi umat Islam sebagai kekuatan ideologis dan politik yang menjadi saksi kebenaran di dunia, sedangkan Tafsir at-Tanwir menekankan makna ummatan wasathan sebagai umat yang moderat, adil, dan seimbang dalam kehidupan sosial-keagamaan. Perbedaan penafsiran keduanya dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan corak pemikiran mufassir. Maududi sebagai pemikir Islam revivalis dari Pakistan dengan corak politik-ideologis, sedangkan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah sebagai kolektif ulama modernis Indonesia dengan corak sosial-kultural dan kontekstual. Perbedaan konteks dan corak inilah yang kemudian memengaruhi cara keduanya menafsirkan konsep ummatan wasathan dalam Q.S. al-Baqarah/2:143.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ummatan wasathan; Tajdid; Tafsir Tafhim al-Qur’an; Tafsir at-Tanwir |
Subjects: | Islam Islam > Islamic History Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Muhammad Shabrun Algifari |
Date Deposited: | 29 Aug 2025 03:24 |
Last Modified: | 29 Aug 2025 03:24 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/116614 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |