Burhanudin, Mohammad Ihsan (2025) Pemahaman ayat-ayat washatiyyah dalam Al-Qur'an dan implikasinya dalam konteks moderasi beragama di Desa Ciburuy, Kecamatan Boyongbong, Kabupaten Garut. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
ihsan - cover.pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ihsan - abstrak.pdf Download (171kB) | Preview |
|
|
Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIARISM)
1211030109 Mohammad Ihsan Burhanuddin - Surat Keterangan Lulus Cek Plagiarisme.pdf Download (264kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
ihsan - daftar isi.pdf Download (211kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
ihsan - bab 1.pdf Download (522kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
ihsan - bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (771kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB III)
ihsan - bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB IV)
ihsan - bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (783kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (BAB V)
ihsan - bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (219kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
ihsan - dapus.pdf Restricted to Registered users only Download (268kB) | Request a copy |
Abstract
Washatiyyah berasal dari kata Arab wasath (وسط) yang berarti tengah, pertengahan, adil, atau moderat. Dalam konteks Islam, washatiyyah bukan hanya menunjuk pada posisi geografis atau titik tengah secara fisik, tetapi lebih kepada posisi moral, intelektual, dan spiritual yang mencerminkan keseimbangan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam beragama. Umat Islam yang wasath adalah mereka yang mampu menjaga diri dari sikap ekstrem, baik dalam bentuk berlebih- lebihan (ghuluw) maupun meremehkan (taqshir), serta mampu bersikap inklusif tanpa mengorbankan prinsip-prinsip agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai moderasi beragama (washatiyyah fi al-din) dalam Al-Qur'an, baik dari sisi identifikasi ayat-ayat yang memuat konsep tersebut, penafsiran dan pemahamannya menurut para mufasir, maupun implikasinya dalam kehidupan masyarakat. Fokus utama penelitian ini diarahkan pada tiga hal: pertama, mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung prinsip washatiyyah fi al-din; kedua, menganalisis penafsiran para ulama terhadap ayat-ayat tersebut untuk memahami makna dan konteksnya; dan ketiga, menjelaskan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan keagamaan masyarakat, khususnya dalam membentuk sikap moderat, toleran, dan inklusif dalam beragama. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan metode studi kepustakaan dan lapangan (field research) dengan menggunkan metode studi kasus. Kerangka teori ini menegaskan bahwa konsep washatiyyah dalam Al-Qur’an yang berlandaskan pada prinsip keseimbangan, keadilan, dan moderasi menjadi dasar teologis praktik moderasi beragama. Implementasinya tampak dalam sikap toleransi, anti-kekerasan, komitmen kebangsaan, serta penerimaan budaya lokal. Di Desa Ciburuy, moderasi beragama berfungsi menjaga harmoni, mencegah intoleransi, dan memperkuat ukhuwah, sehingga pemahaman ayat washatiyyah memiliki makna normatif sekaligus praktis bagi kehidupan sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, karena bertujuan menggali secara mendalam pemahaman masyarakat Desa Ciburuy mengenai ayat-ayat washatiyyah dalam Al-Qur’an serta dampaknya terhadap praktik moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan tokoh agama, santri, dan masyarakat, serta dokumentasi kegiatan keagamaan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara induktif untuk mengungkap makna, pola, dan keterkaitan antara konsep washatiyyah dengan penerapan moderasi beragama dalam realitas sosial keagamaan masyarakat Desa Ciburuy. Hasil penelitian mengungkap bahwa ayat-ayat washatiyyah dalam Al-Qur’an serta implementasinya dalam kehidupan sosial-keagamaan masyarakat Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, memiliki kontribusi penting dalam membentuk sikap moderat dalam beragama. Ayat-ayat yang dikaji, yakni QS. Al-Baqarah [2]:143, QS. Ali Imran [3]:110, QS. Al-Ma’idah [5]:8, dan QS. Al-Hujurat [49]:13, menegaskan nilai-nilai keadilan, keseimbangan, toleransi, dan persaudaraan universal. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah, washatiyyah dimaknai sebagai sikap adil dan proporsional dalam berbagai aspek kehidupan—spiritual, sosial, maupun moral—serta menjauhi perilaku ekstrem. Adapun Buya Hamka melalui Tafsir al-Azhar memandang washatiyyah sebagai cara hidup yang menjunjung tinggi keadilan dan keseimbangan, menolak fanatisme, serta menempatkan agama sebagai rahmat dan sumber kedamaian.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | TIDAK ADA LAMPIRAN |
Uncontrolled Keywords: | washatiyyah; moderasi Beragama; tafsir Al-Qur’an; desa Ciburuy; hermeneutika; quraish Shihab; buya Hamka |
Subjects: | Religious Mythology > Attitudes of Religions Toward Social Issues Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Muhammad Ikhsan Burhanuddin |
Date Deposited: | 04 Sep 2025 03:22 |
Last Modified: | 04 Sep 2025 03:44 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/117540 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |