Kehujjahan Rawi Afrad dalam kajian hadis

Hidayati, Azahra Ihda (2025) Kehujjahan Rawi Afrad dalam kajian hadis. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (165kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (265kB) | Preview
Preview	Text 1211060016 Azahra Ihda Hidayati - Surat Keterangan Lulus Cek Plagiarisme.pdf Download (265kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (268kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (384kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (587kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (279kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (841kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (268kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (320kB) | Request a copy

Abstract

Dalam ilmu hadis memilah dan memilih informasi yang disandarkan kepada Nabi saw bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi mereka yang belum menguasai ilmu hadis secara mendalam. Oleh karena itu, para ulama terdahulu sangat berhati-hati dalam menetapkan kriteria keabsahan suatu hadis, khususnya dalam menilai sahihnya sanad. Adanya penelitian ini karena terdapat seorang ulama yang menolak hadis gharib yang diriwayatkan oleh rawi afrad yaitu Nasiruddin Albani, salah satu pakar hadis terkemuka, menolak pandangan yang menyatakan bahwa hadis gharib tidak dapat dijadikan dasar dalam persoalan akidah. Ia menilai pandangan tersebut sebagai bid‘ah, yaitu suatu hal baru dalam agama yang tidak memiliki landasan dalam syariat. Salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kehujjahan hadis yang diriwayatkan oleh rawi afrad dalam kitab-kitab hadis terutama dalam Sunan al-Arba’ah. Apakah hadis yang diriwayatkan oleh rawi afrad tersebut dapat dijadikan sebagai hujjah atau tidak, karena sebagian ulama masih meragukan bahkan menolak hadis gharib , contohnya adalah Nasiruddin Albani. Dalam penulusurannya penulis mengambil beberapa pendapat ulama untuk meneliti bagaimana para ulama menilai hadis gharib , kemudian penulis juga meneliti beberapa hadis yang diriwayatkan oleh rawi afrad yang terdapat pada kitab al-Wihdan karya Imam Muslim. Selain itu juga penulis menyulusuri rawi afrad tersebut meriwayatkan kepada siapa, apakah kepada murid, keluarga dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan jenis data kualitatif. Penulis memilih pendekatan menggunakan studi pustaka atau library research ntuk mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang relevan. Melalui pencarian literatur secara sistematis di berbagai sumber terutama pada kitab hadis. Hasil penelitian menyatakan bahwa kehujjahan hadis gharib yang diriwayatkan oleh rawi afrad yang terdapat pada kitab Sunan Al-Arba’ah bisa dijadikan hujjah jika rawi yang meriwayatkan hadis tersebut memenuhi syarat hadis shahih. Dalam praktik fiqh, hadis gharib umumnya diterima sebagai hujjah jika sanadnya kuat dan perawinya kredibel. Sedangkan dalam akidah, penggunaannya lebih kontroversial.Mayoritas ulama tradisional (seperti Syafi‘iyah, Imam Ahmad, Imam Hanbali, dan salaf) menerima hadis gharib sahih sebagai hujjah dalam akidah maupun fiqh. Ibn Hazm memberi dasar teoretis, menyatakan bahwa hadis ahad sahih adalah qath‘î al-wurûd, sehingga memang dapat dijadikan hujjah dalam akidah. Sedangkan hanafiyah membatasi penggunaan hadis ahad hanya untuk aspek amaliyah, bukan akidah, karena akidah memerlukan keyakinan absolut (‘ilm yaqīn), sedangkan hadis ahad bersifat dugaan.

Actions (login required)

View Item