Firmansyah, Dede (2025) Perdagangan gelap antara Indonesia dengan pedagang Tionghoa di pulau Singapura 1945-1949. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
COVER DEDE PERDAGANGAN GELAP ANTARA INDONESIA (1).pdf Download (124kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (156kB) | Preview |
|
|
Text (BEBAS PLAGIARISM)
surat plagiasi Df.pdf Download (786kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI.pdf Download (166kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB 1 dede f.pdf Download (406kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
BAB 2 dede f.pdf Restricted to Registered users only Download (533kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
BAB 3 dede f.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
BAB 4 dede f.pdf Restricted to Registered users only Download (128kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (234kB) |
|
![]() |
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (935kB) |
Abstract
Peran krusial perdagangan gelap antara Republik Indonesia dengan pedagang Tionghoa di Singapura selama periode Revolusi Nasional (1945-1949). Dilatarbelakangi oleh blokade ekonomi ketat yang diberlakukan oleh Belanda dan krisis keuangan internal yang parah, seperti hiperinflasi dan kekosongan kas negara, Republik yang baru lahir terpaksa mencari jalur-jalur non-konvensional untuk membiayai perjuangan kemerdekaan dan memenuhi kebutuhan logistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang, proses, serta dampak dari aktivitas perdagangan gelap tersebut dalam upaya mempertahankan kedaulatan Indonesia. Menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, penelitian ini memanfaatkan beragam sumber primer seperti arsip pemerintah (Djogja Documenten), surat kabar sezaman, dan foto, serta didukung oleh literatur sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan gelap ini bukan sekadar aktivitas ilegal, melainkan sebuah strategi yang terorganisir dan dilegitimasi oleh pemerintah Republik, salah satunya melalui Indonesian Office (INDOFF) di Singapura. Berbagai komoditas, mulai dari hasil perkebunan seperti gula hingga barang bernilai tinggi seperti emas dan candu (opium), diselundupkan untuk dibarter dengan senjata, obat-obatan, dan kebutuhan vital lainnya. Dana yang terkumpul dialokasikan untuk membiayai operasi militer, mendanai perwakilan diplomatik di luar negeri, dan menopang kebutuhan sipil. Keterlibatan pedagang Tionghoa, dengan jaringan luas dan keahlian dagang mereka, menjadi elemen tak terpisahkan dalam keberhasilan operasi ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perdagangan gelap merupakan manifestasi dari ketahanan dan adaptasi strategis Republik Indonesia. Meskipun membawa dampak negatif seperti risiko operasional dan potensi korupsi, aktivitas ini secara fundamental menjadi tulang punggung finansial yang memungkinkan Republik untuk bertahan, melanjutkan perjuangan bersenjata, dan memelihara jalur diplomasi di panggung internasional.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Blokade Ekonomi; Belanda; Pedagang Tionghoa; Singapura; Opium; |
Subjects: | International Relations > Foreign Policy, International Politics International Relations > Diplomacy History of Southeast Asia > History of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Dede Firmansyah |
Date Deposited: | 11 Sep 2025 04:12 |
Last Modified: | 11 Sep 2025 04:12 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/118375 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |