Farid, Miftah (2025) Jual beli Emas secara angsuran dalam Fatwa MUI NO: 77/DSN-MUI/V/2010 dan Fatwa Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia menjawab pertanyaan No 1817 2021. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
cover skripsi miftah farid (1).pdf Download (27kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (44kB) | Preview |
|
|
Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIARISME)
BEBAS PLAGIARISME.pdf Download (111kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI.pdf Download (142kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I (3).pdf Download (280kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
BAB II .pdf Restricted to Registered users only Download (389kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
BAB III (1).pdf Restricted to Registered users only Download (59kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (318kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (52kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (198kB) |
Abstract
Miftah Farid, NIM 1213040067 angkatan kuliah tahun 2021, Jual beli emas secara angsuran dalam Fatwa MUI NO: 77/DSN-MUI/V/2010 dan Fatwa Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia menjawab pertanyaan No 1817 2021. Penelitian ini mengkaji perbedaan pendapat hukum Islam mengenai jual beli emas angsuran. Isu ini muncul karena emas termasuk barang ribawi yang menurut hadis Nabi harus ditransaksikan tunai. Kajian berfokus pada Fatwa DSN-MUI No. 77/2010, Fatwa Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia No. 1817/2021, serta perbandingan keduanya. Tujuan penelitian adalah mengetahui ketentuan hukum menurut DSN-MUI, memahami pandangan Mufti Malaysia, dan menganalisis perbedaan di antara keduanya. Dengan begitu, penelitian ini memberikan gambaran mengenai perbedaan pandangan ulama kontemporer terkait hukum emas angsuran. Kerangka berpikir menggunakan pendekatan normatif dan yuridis-tekstual dengan teori fiqh muamalah, jual beli, konsep riba, dan ikhtilaf. Fokusnya pada status emas sebagai barang ribawi serta perubahan fungsinya dari alat tukar menjadi komoditas. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskriptif melalui studi pustaka. Data diambil dari fatwa resmi, kitab fikih, jurnal, dan karya akademik, kemudian dianalisis secara deduktif dan komparatif untuk membandingkan pandangan DSN MUI dan Mufti Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan DSN-MUI membolehkan emas angsuran dengan syarat tertentu, sementara Mufti Malaysia melarangnya karena tetap menganggap emas sebagai barang ribawi yang wajib tunai. Perbedaan ini menunjukkan perbedaan pendekatan ulama dalam memahami fungsi emas pada masa kini.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jual Beli Emas; Angsuran; Fatwa DSN-MUI No. 77/2010 dan Fatwa Mufti Malaysia No. 1817/2021; Fiqh Muamalah; Riba |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Muamalat, Muamalah/Hukum Perdata Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | miftah farid d |
Date Deposited: | 10 Sep 2025 08:01 |
Last Modified: | 10 Sep 2025 08:01 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/118536 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |