Analisis pendapat imam al-Khathib al-Syarbini dan imam Ibnu Qudamah terhadap penggunaan hilah dallam penghindaran zakat

Abidin, Muhamad Wisnu (2025) Analisis pendapat imam al-Khathib al-Syarbini dan imam Ibnu Qudamah terhadap penggunaan hilah dallam penghindaran zakat. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (183kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (208kB) | Preview
Preview	Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIARISME) 3_skbebasplagiarism.pdf Download (476kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (194kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (453kB) | Preview
	Text (BAB II) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (491kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (265kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (413kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (217kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (247kB) | Request a copy

Abstract

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peran penting dalam sistem ekonomi Islam. Sebagai kewajiban bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat, zakat tidak hanya memiliki dimensi ibadah, tetapi juga sosial dan ekonomi. Namun, dalam praktiknya, terdapat berbagai cara yang digunakan sebagian orang untuk menghindari kewajiban zakat, salah satunya melalui celah hukum yang dikenal dengan konsep hilah (rekayasa hukum). Fenomena ini menimbulkan perbedaan pandangan di kalangan ulama, khususnya antara Imam al-Khathib al-Syarbini dari mazhab Syafi’i dan Imam Ibnu Qudamah dari mazhab Hanbali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan kedua imam tersebut terhadap penggunaan hilah dalam penghindaran zakat serta meninjau bagaimana metodologi istinbath hukum mereka berkontribusi dalam memahami persoalan ini. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan titik temu dan perbedaan keduanya dalam menilai sah atau tidaknya suatu tindakan yang secara formal mungkin memenuhi syarat, namun secara substansi dapat menghilangkan tujuan utama dari zakat. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori ijtihad sebagai dasar dalam penggalian hukum, teori zakat sebagai fondasi kewajiban dalam ekonomi Islam, teori hilah sebagai bentuk rekayasa hukum, serta teori perbandingan sebagai metode untuk melihat perbedaan dan persamaan antar mazhab dalam merespons suatu isu. Imam Al-Syarbini menggunakan metode istinbath hukum Syafi’i yang menekankan pada nash, qiyas, dan struktur syarat-rukun ibadah. Sementara itu, Ibnu Qudamah mengadopsi metode Hanbali yang berorientasi pada nash, atsar sahabat, maqāṣid syarī‘ah, dan prinsip saddu az-zara’i. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis dengan pendekatan yuridis normatif dan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini memaparkan pandangan kedua imam berdasarkan karya-karya utama mereka, lalu dianalisis secara mendalam untuk mengetahui pendekatan hukum yang digunakan serta latar belakang argumentasi masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kedua imam secara prinsip sama-sama menolak penggunaan hilah untuk menggugurkan kewajiban zakat. Namun, perbedaan muncul dalam teknis penetapan hukum. 2) Imam al-Khathib al-Syarbini lebih menekankan pada kesahihan formal syarat zakat seperti haul dan nishab, sedangkan Imam Ibnu Qudamah lebih menekankan pada tujuan hukum zakat itu sendiri dan menolak segala bentuk rekayasa yang bertentangan dengan esensi syariat. 3) keduanya sepakat menolak hilah, tetapi berbeda dalam cara menetapkan hukumnya. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan khazanah fiqih Islam dalam merespons isu-isu kontemporer seperti hilah dalam penghindaran zakat.

Actions (login required)

View Item