Aprilyani, Lili (2004) Wali adhal dalam perkawinan (pasangan um dan is di desa tinumpuk kecamatan juntiyuat kabupaten Indramayu). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (6MB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (15MB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (11MB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (823kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
![]() |
Text (LAMPIRAN)
9_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Lili Aprilyani. Wali Adhal Dalam Perkawinan (Pasangan UM dan IS di Desa Timumpuk Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu) Di Desa Timumpuk Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu terdapat wali nasab (AS) yang enggan (adhal) menikahkan anaknya (UM) dengan calon suaminya (IS) yang kedua kalinya disebabkan alasan-alasan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang terjadinya wali adhal dalam perkawinan pasangan UM dan IS, faktor-faktor yang menyebabkan wali adhal, dan implikasinya terhadap keluarga pasangan UM dan IS. Penelitian ini bertolak dari pemikiran Fuqaha bahwa seorang wali dianggap adhal apabila ia menghalangi perempuan yang ada dibawah perwaliannya dan perempuan tersebut baligh, berakal, merdeka untuk menikah dengan lelaki yang sekufu dan sanggup membayar mahar yang munashabah. Apabila wali enggan menikahkan anaknya dengan alasan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan perundang-undangan yang berlaku maka yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan penetapan wali hakim. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara kepada pihak responden secara langsung yaitu wali (AS), pasangan kedua pasangan UM dan IS, serta pihak informan yaitu pihak KUA dan Pengadilan Agama. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa wali enggan menikahkan anaknya (adhal) dilatarbelakangi oleh perkawinan yang pertama anaknya itu. Karena suaminya sering menyakiti dan memukulnya sampai akhirnya terjadi perceraian. Faktor-faktor terjadinya wali adhal adalah karena tingkat pendidikan calon suaminya yang rendah, pekerjaannya tidak menentu, dan sikapnya yang kurang disukai oleh wali, dan wali telah mempunyai calon untuk anaknya yang menurutnya lebih baik dari pada mantan suaminya itu. Implikasi dari terjadinya wali adhal dalam pasangan UM dan IS dapat dilihat dari dua sisi, yaitu setelah diputus oleh Pengadilan Agama yaitu hubungan diluar nikah dan hamil, dan setelah diputus oleh Pengadilan Agama, yaitu tali silaturahmi antara keluarga keduanya dengan bapaknya kurang harmonis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggantian wali nasab itu menjadi wali dalam pernikahan bukan tanpa alasan, tetapi karena mantan suaminya itu memiliki sifat yang tidak baik yang diperlihatkannya pada waktu perkawinannya yang pertama. Sehingga dikhawatirkan peristiwa itu terulang kembali. Sebab semua orang tua menginginkan anaknya dapat melaksanakan rumah tangga dengan suami yang bertanggung jawab.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wali adhal dalam perkawinan |
Subjects: | Islam > Marriage and Family Life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah |
Depositing User: | PKL2 SMKN 8 GARUT |
Date Deposited: | 01 Oct 2025 07:16 |
Last Modified: | 01 Oct 2025 07:16 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/118998 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |