Analisis putusan Pengadilan Agama Sumedang nomor 1227/Pdt.G/2020/PA. Smdg tentang pemegang hak asuh anak atas dasar kepentingan terbaik bagi anak

Yuliana, Milla Indri (2025) Analisis putusan Pengadilan Agama Sumedang nomor 1227/Pdt.G/2020/PA. Smdg tentang pemegang hak asuh anak atas dasar kepentingan terbaik bagi anak. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text 1_cover.pdf Download (126kB) | Preview
Preview	Text 2_abstrak.pdf Download (173kB) | Preview
Preview	Text 3_keteranganbebasplagiarism.pdf Download (426kB) | Preview
Preview	Text 4_daftarisi.pdf Download (159kB) | Preview
Preview	Text 5_bab1.pdf Download (387kB) | Preview
	Text 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (326kB) | Request a copy
	Text 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB) | Request a copy
	Text 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (404kB) | Request a copy
	Text 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (173kB) | Request a copy
	Text 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (214kB) | Request a copy
	Text lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (476kB) | Request a copy

Abstract

Pada tanggal 06 Januari 2021, Pengadilan Agama Sumedang mengeluarkan putusan dalam perkara dengan Nomor 1227/Pdt.G/2020/PA.Smdg. Dalam putusan tersebut, majelis hakim menetapkan bahwa penggugat, yaitu ayah, diberikan hak hadhanah atas anak yang masih berusia di bawah 12 tahun. Keputusan ini merujuk pada ketentuan Prinsip Hukum Islam, yang pada dasarnya menyatakan bahwa dalam kasus perceraian, pemeliharaan anak yang masih berumur di bawah 12 tahun secara umum menjadi hak ibu. Namun, dalam perkara ini, hakim memutuskan hak hadhanah diberikan kepada ayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dasar pertimbangan hukum hakim dalam menetapkan hak asuh anak kepada ayah serta akibat hukumnya bagi para pihak dalam Putusan Pengadilan Agama Sumedang Nomor 1227/Pdt.G/2020/PA.Smdg. Persengketaan hak asuh anak pasca terjadinya perceraian menjadi aspek penting karena menyangkut perlindungan hak anak yang merupakan bagian dari prinsip the best interest of the child, sebagaimana diatur dalam hukum Islam dan hukum positif Indonesia. Kerangka berpikir penelitian ini didasarkan pada prinsip hukum Islam, khususnya konsep hadhanah yang menempatkan pengasuhan anak sebagai amanah, serta teori maqāṣid al-syarī‘ah yang menekankan perlindungan terhadap jiwa (hifẓ al-nafs) dan keturunan (hifẓ al-nasl). Selain itu, penelitian ini juga berpijak pada ketentuan perundang-undangan, antara lain UU No. 1 Tahun 1974 jo. UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dan Kompilasi Hukum Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis) serta pendekatan yuridis normatif. Sumber data primer penelitian ini berasal dari Putusan Pengadilan Agama Sumedang Nomor 1227/Pdt.G/2020/PA.Smdg, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, literatur ilmiah, dan peraturan perundang-undangan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hak asuh kepada ayah lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan anak, baik secara material maupun emosional. Akibat hukum yang ditimbulkan adalah: (1) ayah memikul kewajiban ganda, yakni memberikan nafkah dan melaksanakan pengasuhan; (2) ibu tetap memiliki hak untuk berhubungan dengan anak; dan (3) anak tetap memperoleh jaminan hak-hak dasarnya. Dengan demikian, putusan ini dapat dikatakan sejalan dengan prinsip hukum Islam dan hukum positif Indonesia, sekaligus menunjukkan penerapan hukum yang responsif dan berorientasi pada perlindungan anak.

Actions (login required)

View Item