Julianto, Anwar (2025) Konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1966. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
Cover.pdf Download (116kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf Download (125kB) | Preview |
|
|
Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIASI)
Bebas Plagiasi.pdf Download (369kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
Daftar Isi.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I (2).pdf Download (424kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (396kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (519kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (131kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Sumber.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) |
|
![]() |
Text (LAMPIRAN)
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (648kB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia pada periode 1963–1966 dalam bingkai dinamika politik Indonesia masa Demokrasi Terpimpin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi politik Indonesia sebelum pecahnya konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1966, serta bagaimana peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1966 itu sendiri berlangsung. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara umum tentang peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1966, lebih khususnya untuk mengetahui kondisi politik sebelum pecahnya konfrontasi dan peristiwa konfrontasi itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, yang mencakup empat tahapan utama: heuristik (pengumpulan sumber), kritik (analisis keaslian dan kredibilitas sumber), interpretasi (penafsiran makna), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi politik dalam negeri Indonesia menjelang tahun 1963 menjadi faktor krusial yang melatarbelakangi pecahnya Konfrontasi dengan Malaysia. Lanskap politik saat itu didominasi oleh kekuasaan Presiden Soekarno yang semakin terpusat di bawah sistem Demokrasi Terpimpin. Implementasi ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme), yang semula bertujuan untuk mempersatukan, pada praktiknya justru memperuncing persaingan antara kekuatan politik utama, khususnya antara TNI-AD dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Situasi ini diperparah oleh krisis ekonomi hebat yang ditandai dengan hiperinflasi dan menurunnya kesejahteraan rakyat. Dalam konteks inilah, kebijakan luar negeri yang agresif dengan slogan anti-imperialisme dan anti-kolonialisme menjadi salah satu instrumen politik Presiden Soekarno. Berakhirnya Konfrontasi lebih disebabkan oleh perubahan drastis dalam konstelasi politik domestik Indonesia, yaitu peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto mengubah prioritas nasional. Rezim Orde Baru yang berfokus pada stabilitas dalam negeri dan pemulihan ekonomi, memandang Konfrontasi sebagai kebijakan yang tidak lagi relevan dan merugikan. Perdamaian dengan Malaysia akhirnya dicapai pada Agustus 1966 , menandai berakhirnya konflik yang didorong oleh kombinasi kompleks antara ambisi ideologis, persaingan politik internal, dan strategi geopolitik regional.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konfrontasi; Politik; Indonesia; Malaysia |
Subjects: | International Relations > Foreign Policy, International Politics International Relations > Foreign Relations of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Anwar Julianto o |
Date Deposited: | 12 Sep 2025 07:28 |
Last Modified: | 12 Sep 2025 07:28 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/119447 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |