Konferensi meja bundar dalam perspektif surat kabar Belanda De Volkskrant dan surat kabar Indonesia Suluh Rakjat tahun 1949

Ilahiyyah, Rahma Rohmatul (2025) Konferensi meja bundar dalam perspektif surat kabar Belanda De Volkskrant dan surat kabar Indonesia Suluh Rakjat tahun 1949. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (251kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (259kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BEBAS PLAGIASI)
3_skbebasplagiarism.pdf

Download (850kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
4_daftarisi.pdf

Download (223kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
5_bab1.pdf

Download (411kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
6_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (614kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
7_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (589kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
8_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (220kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB) | Request a copy
[img] Text (LAMPIRAN)
10_lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Konferensi Meja Bundar (KMB) diselenggarakan di Den haag dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Konferensi Meja Bundar diberitakan dan dikonstruksi oleh dua surat kabar dari negara yang berbeda, yaitu De Volkskrant dari Belanda dan Suluh Rakjat dari Indonesia. Konferensi Meja Bundar merupakan peristiwa dalam sejarah perjuangan diplomasi Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda. Media massa memiliki peran strategis dalam membingkai peristiwa tersebut dan mempengaruhi persepsi publik terhadap hasil-hasil konferensi. Penelitian ini memiliki dua Rumusan Masalah, pertama bagaimana peristiwa Konferensi Meja Bundar tahun 1949, kedua bagaimana Konferensi Meja Bundar dalam perspektif surat kabar Belanda de volkskrant dan surat kabar Indonesia suluh rakjat tahun 1949. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peristiwa Konferensi Meja Bundar tahun 1949 berlangsung dan bagaimana peristiwa tersebut diberitakan dalam perspektif surat kabar De Volkskrant dan Suluh Rakjat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber (eksternal dan internal), interpretasi, dan historiografi. Selain itu, teori framing dari Erving Goffman digunakan untuk menganalisis bagaimana media membingkai informasi dan membentuk opini publik melalui pemberitaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua surat kabar memiliki cara pemberitaan yang sangat berbeda dalam membingkai Konferensi Meja Bundar. De Volkskrant cenderung memberitakan Konferensi Meja Bundar dari sudut pandang kepentingan Belanda, menekankan proses negosiasi sebagai bentuk pengalihan kekuasaan administratif, serta menyoroti peran pemerintah Belanda dalam mengatur struktur politik dan ekonomi pasca-kemerdekaan. Sebaliknya, Suluh Rakjat menampilkan Konferensi Meja Bundar sebagai kemenangan perjuangan diplomasi Indonesia, menekankan pentingnya pengakuan kedaulatan penuh, serta menggambarkan para tokoh Republik sebagai pahlawan bangsa. Perbedaan perspektif ini mencerminkan kepentingan nasional masing-masing negara serta cara media membentuk realitas politik di hadapan publiknya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Konferensi Meja Bundar; surat kabar; de volkskrant; suluh rakjat
Subjects: Historical Books of Old Testament
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Rahma Rohmatul Ilahiyyah
Date Deposited: 16 Sep 2025 00:52
Last Modified: 16 Sep 2025 00:52
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/120059

Actions (login required)

View Item View Item