Penafsiran thabathaba’i tentang ayat-ayat teguran terhadap rasul

Jamil, Asep Mukron (2015) Penafsiran thabathaba’i tentang ayat-ayat teguran terhadap rasul. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_caver.pdf Download (200kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (129kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (130kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (373kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (558kB)
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (913kB)
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (200kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (251kB)

Abstract

Para Mufasir Sunni mayoritas sepakat bahwa teguran Allah dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW adalah benar ditujukan kepadanya, bukan kepada orang lain. Ada perbedaan tentang khitob teguran kepada Nabi Muhammad SAW dan kema’suman Nabi, ada beberapa mufasir yang mencoba memposisikan kema’suman Nabi secara total sehingga teguran Allah yang dikhitobkan kepada nabi kemudian diragukan kebenarannya, diantara mufasir tersebut adalah Thabathaba’i. Penelitian ini untuk mengkajo bagaimana penafsiran Thabathaba’i tentang ayat-ayat teguran tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui penafsiran Thabathaba’i tentang ayat-ayat teguran terhadap Rasulullah SAW. Penelitian ini menggunakan metode Content Analysis (analisis isi). merupakan sebuah metode penelitian untuk ilmu sosial humaniora yang menyangkut data kualitatif. Sumber data utama (primer) yaitu tafsir Al-Mizan Karya Thabathaba’i dan karya-karya lainnya, ditambah data sekunder yang merupakan buku-buku penunjang terhadap masalah yang diteliti tersebut. Meski demikian tetap seorang Rasul sekalipun adalah manusia biasa sebagaimana firman Allah di dalam Q.S .Al-Kahfi [18]: 110. Meski Muhammad saw sebagai manusia sempurna, tetapi ia pernah mendapat teguran dari Allah atas sikapnya, sebagaimana dalam QS. ‘Abasa [80]: 1-10, Q.S Ali Imran [3]:128, dan beberapa surat lainnya. Sementara itu kepercayaan kepada kemaksuman Nabi SAW termasuk kedalam bagian dari akidah yang harus diyakin. Allah SWT menjaga kemaksuman Nabi Muhammad SAW secara fisik maupun non fisik, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Jin [72] : 26-28), QS. al-A’laa [87]: 6, QS an-Najm [53]: 3, QS. An-Nisaa’ [4] : 64, dll, serta beberapa pendapat, diantaranya dari As-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dan Al-Imam al-Mulla ‘Ali al-Qari al-Hanafi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Thabathaba’i lebih banyak melakukan pembelaan kepada nabi dengan menyatakan bahwa teguran tersebut ditunjuka pada sahabat seerti pada surat abasa dan al-anfal. Ayat-ayat teguran yang diberikan kepada nabi yang bertujuan untuk memelihara nabi dari kesalahn dan dosa. Selain itu, untuk mengajarkan umat masanusia untuk saling menegur sesamanya jika berbuat kesalahan, juga untuk memebutikkan keontentikan al-qur’an sebagai wahyu ilahi,bukan karya nabi SAW sendiri Penelitian tentang teguran Allah kepada Rasulullah dalam penafsiran thabthab’i pada tafsir al-mizan adalah 1)menurut mufasir ini redaksional pada ayat QS abasa 68 2) tidak baik mendoakan hal yang buruk sekalipun pada musuh 3)dari QS at-tahrim 1-2 dapat dipetik saripati bahwa Allah memperingatkan nabinya terhadap suatu hal yang membuat orang mengerti bahwa prilaku seperti nabi bukan hanya menjadi urusan menjadi nabi semata tetapi akan menjadi standar yang seharusnya untuk orang lain juga umatnya 4)melalui QS at-taubah sebenarnya celaan dan kritikan Allah, senantuasa disisi ampunan rahmatnya 5)Thabathaba’i mengenai surat at-taubah menguatkan arti yang terkandung dalam al-qur’an. 6)surat al-anfal 65 bukan juga teguran kepada nabi.

Actions (login required)

View Item