Muhammad, Sujiwo (2025) Pengelolaan Krisis Sosial pada Kasus Perbudakan pada Zaman Nabi Musa dalam Al-Qur’an: Studi Tematik Al-Qur’an. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak.pdf Download (130kB) | Preview |
|
|
Text
3_skbebasplagiarism.pdf Download (264kB) | Preview |
|
|
Text
4_daftarisi.pdf Download (144kB) | Preview |
|
|
Text
5_bab1.pdf Download (313kB) | Preview |
|
![]() |
Text
6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (380kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (227kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (525kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (114kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (187kB) | Request a copy |
Abstract
Perbudakan merupakan bentuk krisis sosial yang paling tua dan ekstrem, lahir dari ketimpangan kekuasaan dan dominasi struktural. Kisah Nabi Musa dalam Al-Qur’an menggambarkan penindasan sistematis oleh rezim tirani dan peran kenabian sebagai agen pembebasan. Narasi ini tidak hanya bersifat historis, tetapi juga menyuarakan perlawanan terhadap struktur opresif yang relevan hingga masa kini, termasuk dalam menghadapi bentuk-bentuk perbudakan modern. Penelitian ini bertujuan mengkaji penafsiran Al-Qur’an terhadap krisis sosial berupa perbudakan dalam kisah Nabi Musa, serta bentuk pengelolaan krisis tersebut secara profetik. Fokusnya adalah menggali nilai-nilai Qur’ani dalam konteks sosial-politik melalui kisah Nabi Musa sebagai representasi perjuangan kolektif melawan tirani. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis tafsir tematik (tafsir maudhu‘i) menurut Abdul Hayy al-Farmawi yang dipadukan dengan metode istintaq Al-Qur’an, serta teori manajemen krisis Steven Fink untuk memetakan empat fase krisis. Analisis dilakukan secara kualitatif berbasis studi pustaka dan pembacaan kontekstual-historis terhadap ayat-ayat kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis sosial perbudakan Bani Israil disebabkan oleh faktor politis, yakni strategi Fir’aun mempertahankan kekuasaan melalui kebijakan represif: pembunuhan bayi laki-laki, eksploitasi tenaga kerja, dan diskriminasi kelas. Fir’aun menjadi simbol tirani yang dilembagakan, serupa dengan rezim modern yang menekan sebagian rakyatnya, seperti Korea Utara atau Myanmar. Strategi pengelolaan krisis Nabi Musa mencakup pembacaan situasi melalui wahyu (prodromal), konfrontasi langsung dan penolakan kekuasaan zalim (akut), pembinaan mental umat dan peneguhan iman melalui mukjizat (kronis), hingga resolusi melalui eksodus dan kehancuran Fir’aun (resolusi). Tahap resolusi ini tidak hanya mengakhiri penindasan fisik, tetapi juga membentuk masyarakat baru yang merdeka, beridentitas, dan bertauhid. Nilai keadilan, kesabaran, solidaritas, dan tawakkul menjadi fondasi Qur’ani dalam merespons krisis kemanusiaan di berbagai konteks zaman.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perbudakan; krisis sosial; Nabi Musa; manajemen krisis; Al-Qur’an |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Slavery General Management > Negotiation, Conflict, Crisis Management |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Sujiwo Muhammad |
Date Deposited: | 07 Oct 2025 02:37 |
Last Modified: | 07 Oct 2025 02:37 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/122925 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |