Konsep kemutawatiran hadis dalam kitab Naẓm Al-Mutanāṡir karya Al-Kattānī: telaah kritis terhadap validitas dan argumentasi berdasarkan kitab Qaṭf Al-Azhār Al-Mutanāṡirah karya Jalāluddin Al-Suyuṭī

Sadikin, Moch Ramdan Hasan (2025) Konsep kemutawatiran hadis dalam kitab Naẓm Al-Mutanāṡir karya Al-Kattānī: telaah kritis terhadap validitas dan argumentasi berdasarkan kitab Qaṭf Al-Azhār Al-Mutanāṡirah karya Jalāluddin Al-Suyuṭī. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (541kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (779kB) | Preview
[img]
Preview
Text (LEMBAR PERNYATAAN)
11_SuratPenyataanKaryaSendiri.pdf

Download (469kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (472kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (567kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (434kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (725kB) | Request a copy
[img] Text (LAMPIRAN)
10_lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Dilihat dari segi kuantitas sanadnya, hadis Nabi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu hadis āḥād dan mutawātir. Kedua macam hadis ini dibedakan berdasar jumlah periwayat pada masing-masing tingkatan (ṭabaqah) sanadnya. Hadis mutawatir berada di puncak tertinggi dalam validasi hadis Nabi saw. Secara permukaan, hadis-hadis mutawatir diunggulkan karena kuantitasnya yang mencerminkan kualitas. Sifat periwayatannya yang massal (mass transmitted) menjadikan hadis mutawatir diposisikan sebagai berita otentik (most authentic) yang diterima dengan tangan terbuka (taken for granted), bahkan tak terbantahkan (ma’lūm bi al-ḍarūrī). Meski teori common link-nya Juynboll ini telah dibantah dan mengalami cacat akademik seperti yang telah dikutip di atas, akan tetapi berdasarkan informasi Juynboll tentang adanya anomali dalam teori mutawatir perlu adanya evaluasi (peninjauan ulang) terhadap hadis-hadis mutawatir yang telah dikompilasi ke dalam kumpulan hadis-hadis mutawatir. Dari sekian karya-karya yang mengompilasi hadis-hadis mutawātir, maka Naẓm Al-Mutanāṡir min Al-Ḥadīṡ Al-Mutawātir karya Muḥammad bin Ja’far Al-Kattānī (1274-1345/1857-1927) adalah paling definitif sekaligus mutakhir dari jenisnya. Total hadis yang terdapat dalam karya Al-Kattānī berjumlah 310 hadis lebih banyak hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan, misalkan, Jalāluddīn Al-Suyūṭī (w. 911/1505) yang berjumlah 113 hadis. Bahkan hampir lima kali lipatnya dari Murtaḍā Al-Zabīdī (w. 1205/1790) yang hanya mencantumkan 71 hadis saja. Padahal, bila merujuk pada keduanya, nyaris tidak ada perbedaan berarti mengenai definisi hadis mutawatir itu sendiri. Al-Suyūṭī dalam Tadrīb Al-Rāwī, menyebut bahwa hadis mutawatir itu ialah hadis yang diriwayatkan melalui banyak jalur, di mana secara konvensi mustahil berdusta, yang dapat memberi ilmu yang dapat dipastikan validitasnya kepada pengucapnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis analisis berupa library research. Adapun teknik analisis menggunakan analisis deskriptif pada sumber data primer yang dianalisis secara kritis, yaitu: Naẓm Al-Mutanāṡir min Al-Ḥadīṡ Al-Mutawātir karya Al-Kattānī. Hal ini lantas dibanding-kan pula dengan Qaṭf Al-Azhār Al-Mutanāṡir fi Al-Aḥādīṡ Al-Mutawātir karya Al-Suyūṭī karena Al-Kattānī mengutip pula seluruh materi yang ada di dalamnya.Dari penelitian ini ditemukan bahwa dari banyaknya hadis-hadis mutawātir yang dicantumkan, baik Al-Suyūṭī ataupun Al-Kattānī, masih meiliki kekurangan, khususnya inkonsistensi dalam pengaplikasiannya yang tidak sesuai dengan apa yang mereka standarkan. Sesuai dengan standar masing-masing, hanya ada 64 (57%) hadis dalam QAMAM dan 99 (32%) hadis dalam NMHM. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa apa yang terdapat dalam QAMAM dan NMHM tidak semuanya adalah hadis mutawātir. Harus dievaluasi kembali.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Hadis; mutawatir; Al-Kattānī; Al-Suyūṭī
Subjects: Islam > Hadith
Islam > Study of Text of Hadith
Islam > Dirayah Science of Authenticity of Hadith
Islam > Compilations Hadith
Islam > Hadith Other Sect
Divisions: Pascasarjana Program Magister > Program Studi Ilmu Hadits
Depositing User: Mochamad Ramdan Hasan Sadikin
Date Deposited: 10 Nov 2025 03:56
Last Modified: 10 Nov 2025 06:55
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/124722

Actions (login required)

View Item View Item