Konsep kebahagiaan jiwa menurut Ibnu Sina dan Thomas Aquinas

Yustiawan, Farhan Nasrulloh (2025) Konsep kebahagiaan jiwa menurut Ibnu Sina dan Thomas Aquinas. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
COVER.pdf

Download (405kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (496kB) | Preview
[img]
Preview
Text (LULUS PLAGIARISM)
1201010026 Farhan Nasrulloh Yustiawan - Surat Keterangan Lulus Cek Plagiarisme.pdf

Download (264kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI.pdf

Download (408kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (702kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (656kB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (715kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (987kB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (434kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (494kB)

Abstract

Ibnu Sina adalah sosok filsuf muslim yang masyhur akan pemikiran tajamnya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pemuda asal Bukhara ini mewariskan pemikiran-pemikiran tajam dan kritisnya melalui karya yang salah satunya membahas mengenai kebahagiaan jiwa manusia dalam al-Isyarat wa al-Tanbihat yang secara garis besar akan membangun fondasi kuat bagi hierarki kebahagiaan manusia. Hierarki ini diawali dengan kenikmatan inderawi, kemudian satu derajat lebih tinggi dari kenikmatan inderawi ialah kenikmatan batin, hingga mencapai pada puncaknya yakni kenikmatan intelektual; yang mengarah lebih dekat kepada Kebenaran Pertama (Tuhan). Thomas Aquinas pun menafsirkan tentang kebahagiaan sejati (sempurna) dengan disandarkan pada teologi Katolik, yang memperluas konsep tersebut dengan menambahkan dimensi transendental. Thomas Aquinas memberikan penekanan bahwa kebahagiaan sejati atau kebahagiaan jiwa hanya dapat diraih melalui penyatuan diri bersama Tuhan yang merupakan kebaikan tertinggi. Bagi Thomas Aquinas, kebahagiaan manusia tidak terbatas pada kebahagiaan alami di alam realita, namun juga melibatkan kebahagiaan yang sifatnya abadi, yang diperoleh manusia melalui rahmat (gratia) ilahi dan kebajikan teologis (iman, harapan, dan kasih). Penelitian ini menemukan beberapa perbedaan mendasar dalam hal perjalanan menuju kebahagiaan jiwa atau kebahagiaan sejati. Bagi Ibnu Sina, penguasaan terhadap pengetahuan hingga ia bersatu pada pengetahuan tertinggi yakni pengetahuan Tuhan merupakan kebahagiaan jiwa atau kebahagiaan sejati yang bisa manusia rasakan. Berbeda dengan Thomas Aquinas, ia menjabarkan bahwa kebahagiaan jiwa atau kebahagiaan tertinggi manusia adalah dengan menjaga relasi transendental atau pertalian pada Tuhan hingga ia kembali bersatu pada Tuhan. Harapan dari peneliti, dengan memahami konsep-konsep kebahagiaan jiwa dari Ibnu Sina dan Thomas Aquinas, bisa memberikan pedoman dan cara menterjemahkan kebahagiaan jiwa yang sejati pada era modern ini, demi kehidupan yang lebih baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: tidak ada lampiran
Uncontrolled Keywords: Ibnu Sina; Thomas Aquinas; Kebahagiaan Jiwa; Rasional dan Teologi; Kesempurnaan
Subjects: Religious Ethics
Christianity > Philosophy and Theory of Christianity
Islam > Philosophy and Theory of Islam
Islam > Muslims Persons, Imams
Religious Leaders Biography > Christians Religious Leaders Biography
Religious Leaders Biography > Islam Religious Leaders Biography
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat
Depositing User: farhan nas farhan nasrulloh yustiawan
Date Deposited: 18 Nov 2025 02:31
Last Modified: 18 Nov 2025 02:42
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/125587

Actions (login required)

View Item View Item