Konsep cinta: studi banding pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dan Erich Fromm

Loka, Melati Puspita (2018) Konsep cinta: studi banding pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dan Erich Fromm. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (260kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (350kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (369kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (526kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (534kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (808kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (358kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (474kB) | Request a copy

Abstract

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah adalah tokoh tasawuf yang banyak memberikan pemikiran terhadap kemajuan dan perkembangan dunia tasawuf salah satunya pemikirannya yang diangkat dalam penelitian ini yaitu tentang konsep cinta. Begitu pun dengan Erich Fromm yang merupakan tokoh terkenal dalam dunia psikologi. Kedua tokoh ini mempunyai bahasan mengenai cinta secara mendetail sesuai dengan latar belakangnya masing-masing. Ibnu Qayyim dalam perspektif Tasawuf, sedangkan Erich Fromm dalam perspektif Psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep cinta menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, konsep cinta menurut Erich Fromm, serta untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari kedua tokoh tersebut mengenai konsep cinta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (study literature) yang bersifat komparatif kualitatif. Langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah hermeneutik, content analys, dan komparatif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa cinta adalah menghapus segala sesuatu di dalam hati kecuali yang dicintai. Cinta adalah kekuatan aktif yang bersemayam dalam diri manusia yang sanggup merobohkan dinding pembatas antara manusia dengan sesamanya, serta merupakan kesatuan dengan sesamanya tanpa meleburkan integritas dan keunikan setiap individu. Ibnu Qayyim membagi cinta menjadi empat, yaitu cinta kepada Allah, mencintai yang dicintai Allah, cinta untuk Allah dan karena Allah, serta cinta terhadap hal lain selain Allah. Sedangkan Erich Fromm membagi cinta ke dalam lima objek, yaitu cinta sesama, cinta ibu, cinta erotis, cinta diri, dan cinta kepada Allah. Persamaan yang diperoleh adalah kedua tokoh tersebut membahas cinta secara horizontal atau lebih manusiawi dan berpendapat bahwa cinta adalah unsur dan kebutuhan utama di alam semesta yang paling penting untuk kehidupan manusia, karena tanpa cinta manusia akan mengarungi kehidupan yang gelap dan penuh derita. Adapun perbedaan yang diperoleh yaitu terdapat dalam faktor penyebab cinta. Ibnu Qayyim berpendapat bahwa faktor penyebab timbulnya cinta adalah berasal dari keindahan dan sifat yang dicintai, perasaan sang pencinta, serta hubungan harmonis yang terjalin antar keduanya. Sedangkan Fromm berpendapat bahwa faktor timbulnya cinta berasal dari manusia yang mengalami alienasi serta isolasi di kehidupannya sehingga ia membutuhkan ‘penyatuan’ dengan yang lain untuk mengatasi keterpisahan serta keterasingan tersebut.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Psychology
Comparative Psychology
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Melati Puspita Loka
Date Deposited: 09 Oct 2018 06:35
Last Modified: 09 Oct 2018 06:35
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/13867

Actions (login required)

View Item View Item