Peranan Udjo Ngalagena dalam pelestarian kesenian angklung di Padasuka Bandung pada tahun 1966 - 2001

Amiruloh, Darul (2018) Peranan Udjo Ngalagena dalam pelestarian kesenian angklung di Padasuka Bandung pada tahun 1966 - 2001. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_COVER.pdf Download (134kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_ABSTRAK.pdf Download (283kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_DAFTAR ISI.pdf Download (293kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_BAB 1.pdf Download (455kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (235kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) | Request a copy

Abstract

Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang berkembang di wilayah Sunda. Namun, sebelum angklung terkenal seperti saat ini, angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang biasa digunakan dalam upacara adat seren taun (upacara adat menghormati “Dewi Sri”), khitanan dll. Angklung sendiri pada mulanya hanya berlaras pelog, dan salendro, sehingga muncul anggapan dikalangan masyarakat bahwa angklung adalah sebuah tradisi kuno yang kurang menarik untuk dipelajari. Barulah pada tahun 1950-an, angklung dengan tangga nada diatonis (do-re-mi) muncul sebagai hasil modifikasi angklung yang dilakukan oleh Daeng Sutigna. Angklung jenis ini, memiliki kesan modern karena dapat memainkan lagu – lagu kontemporer. Usaha memperkenalkan angklung ini kemudian dilanjutkan oleh Udjo Ngalagena, dengan mendirikan Saung Angklung Udjo pada tahun 1966. Berdasarkan uraian diatas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana Biografi Udjo Ngalagena. Kedua, bagaimana peranan Udjo Ngalagena dalam melestarikan Angklung di Padasuka tahun 1966 - 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai biografi Udjo Ngalagena dan peranannya dalam melestarian kesenian angklung di Padasuka Bandung tahun 1966-2001. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yaitu model penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian di masa lampau berdasarkan jejak – jejak yang ditinggalkan. Metode penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: Tahapan Heuristik (pengumpulan sumber primer dan sekunder), Kritik (intern dan ekstern), Interpretasi (menafsirkan sumber – sumber sejarah) dan Historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pertama, sebelum angklung terkenal ke dunia International, minat terhadap pembelajaran angklung pada tahun 60-an sangatlah kurang, karena pada saat itu angklung masih dianggap kuno, sehingga minat masyarakat lokal terhadap kesenian tradisional kurang jika dibandingkan dengan minat turis asing. Kedua, Udjo Ngalagena lahir pada tanggal 5 Maret 1929 di desa Cikidang – Cikawari, Lembang dan wafat pada tanggal 3 Mei 2001 pada usia 72 tahun di Padasuka, Bandung. Ia adalah pendiri, pemilik SAU dan murid dari Daeng Sutigna. Semasa hidupnya, Udjo berprofesi sebagai seorang pengajar, seniman dan budayawan. Ia juga mendapatkan berbagai macam penghargaan atas jasa-jasanya dibidang pelestarian angklung, seperti pada tahun 1966 mendapat penghargaan dari Mayjen TNI Mashudi, tahun 1968 mendapat penghargaan dari Gubernur Ali Sadikin dan tahun 1988, mendapat Adhikarya Pariwisata dari Presiden Soeharto. Peranan terbesarnya dalam bidang pelestarian Angklung yaitu mendirikan Saung Angklung Udjo sebagai wadah atau sarana pelatihan, pertunjukan (laboratorium pendidikan) dan bengkel pembuatan angklung (workshop).

Actions (login required)

View Item