Peran santri dalam Pembela Tanah Air (PETA) di Priangan masa pendudukan Jepang 1942-1945

Nurhasanah, Anisa (2018) Peran santri dalam Pembela Tanah Air (PETA) di Priangan masa pendudukan Jepang 1942-1945. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (183kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abestrak.pdf Download (19kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (246kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (187kB) | Preview
	Text (BAB II) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (297kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (289kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (28kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarsumber.pdf Restricted to Registered users only Download (159kB) | Request a copy

Abstract

Kedatangan Jepang di Priangan pada tanggal 3 Maret 1942, Jepang mendarat di Eretan, Indramayu tepatnya di Kampung Sumur Sereh. Maksud dan tujuan Jepang tiba di Priangan dari segi politik penting bagi pusat pertahanan militer Jepang di kepulauan Indonesia. Sedangkan berdasarkan faktor sosial-ekonomi, Priangan merupakan daerah yang banyak memiliki perkebunan dan persawahan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dan tentara Jepang. Penduduk Priangan yang padat sangat bermanfaat untuk mendukung kepentingan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Pendudukan Jepang di Priangan sebagai penanda babak baru pemerintahan di Pribumi, nyaris tidak banyak tersentuh secara utuh. bahwa Jepang untuk melegitimasi kekuasaannya melakukan kebijakan yang strategis, seperti pelatihan militer, romusha dan wajib serah padi yang bertujuan menopang pangan tentara untuk menghadapi sekutu di perang Pasifik orang Jepang mempertontonkan kekejaman yang dahsyat terhadap warga pribumi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi politik Priangan masa Pendudukan Jepang, peran umat Islam dalam menghadapi kebijakan Jepang khusunya ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah air dari para penjajah. Metode yang dipergunakan adalah metode penelitian sejarah, yaitu model penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian di masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan. Metode penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini ialah kondisi sosial politik di Priangan pada masa pendudukan Jepang, kebijakan Jepang terhadap umat Islam di Priangan yaitu ingin menipponkan rakyat Priangan dengan cara memobilitaskan para ulama dan santri tujuannya tak lain ingin memenangkan perang Asia Timur Raya.Kebijakan Jepang terhadap umat Islam di Priangan yaitu : politik, Jepang membubarkan organisasi bentukkan Hindia Belanda, kecuali MIAI, gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Ekonomi, membuat kebijakan untuk rakyat dengan menyerahkan hasil panen ke pemerintah. Militer, terdapat kesatuan pertahanan semimiliter: Seinendan, Keibodan, Fujinkai, dan Jibakutai. Sedangkan kesatuan pertahanan militer: Heiho dan PETA. Selanjutnya dengan dibentuknya tentara PETA yang diinginkan para ulama dan disetujui oleh Jepang, terbentuklah PETA pada tanggal 3 Oktober 1943 sebagai harapan para rakyat Priangan yaitu kemerdekaan yang selalu dinanti-nantikan. Dipihak Jepang terbentuknya PETA dan anggotanya dari kalangan kaum muslim para santri menjadi shudancho dan ulama menjadi daincho karna menurut Jepang untuk mengisi prajurit PETA harus memiliki jiwa semangat nasionalisme dan itu dimiliki oleh para santri dan ulama karna mereka di pesantren sudah diajarkan kecintaan terhadap tanah air.

Actions (login required)

View Item