Akal dan Wahyu Menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab (Analisis Komparatif)

Theguh Saumantri, Theguh (1210101013) (2014) Akal dan Wahyu Menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab (Analisis Komparatif). Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (121kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (190kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (100kB) | Preview
[img] Text (BAB I -IV)
4_bab1sd4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
5_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (324kB)

Abstract

Harun Nustion dan Quraish Shihab, Kedua tokoh ini memiliki konsepsi masing-masing dalam pengartikulasikan akal dan wahyu. Dengan mengaktualkan masalah akal dan wahyu dalam Islam. Harun Nasution menggugat masalah dogmatis dan kejumudan dalam berpikir yang dinilainya sebagai sebagai sebab dari kemunduran yang dialami umat Islam dalam sejarah karena kurangnya mengoptimalkan potensi akal yang dimiliki. Sedangkan Quraish Shihab mengingatkan kita pada sebuah hadist lepas dari perdebatan tentang kualitasnya yang memuat relasi agama dan akal, “agama adalah akal, dan tidak ada (tidak dianggap ber-) agama siapa yang tidak memiliki akal”. Sebagian ajaran agama memang dapat dimengerti oleh akal, tapi tidak sedikit yang masih menyimpan misteri kalau kita pikirkan. Terlihat jelas bahwa Quraish Shihab mengakui pentingnya peranan akal dalam memahami agama/wahyu, namun di sisi lain akal juga memiliki keterbatasan. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi telaah epistemologi kedua tokoh tersebut untuk mengetahui letak persamaan maupun perbedaan dalam pembahasan akal dan wahyu. Selanjutnya Perdebatan akal dan wahyu tidak terlepas dari aliran-aliran kalam seperti Mu’tazilah, Asy’ariah dan Maturidiyah. Masalah akal dan wahyu dalam pemikiran kalam dibicarakan dalam konteks, yang manakah diantara akal dan wahyu itu yang menjadi sumber pengetahuan manusia tentang tuhan, tentang kewajiban manusia berterima kasih kepada tuhan, tentang apa yang baik dan yang buruk, serta tentang kewajiban menjalankan yang baik dan menghindari yang buruk. Dalam penelitian ini, dibahas tentang pemikiran Harun Nasution dan M. Qurais Shihab tentang akal dan wahyu dalam Islam. Serta dicari perbedaan dan persamaan pemikiran mereka dan relevansi pemikiran mereka dengan kondisi yang sekarang. Untuk mencapai hasil yang valid dan dapat diterima semua kalangan, maka dilakukan penelitian secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif Setelah dilakukan penelitian, ternyata didapatkan hasil persamaan bahwa keduanya mengajak kepada manusia untuk melakukan penyelidikan dan penelitian berdasarkan akal terhadap benda-benda alam yang ada di depan mata. Yaitu untuk mengetahui kebesaran dan kebenaran Tuhan. Juga terdapat perbedaan antara keduanya yaitu dari background pemikiran mereka Harun Nasution yang bercorak rasional dan Quraish Shihab yang menjadi keahliannya dalam bidang tafsir Al- Qur'an. Dan sumber yang digunakan oleh keduanya adalah Al-Qur’an dan Hadis, relevansi pemikiran mereka pada kondisi yang sekarang terutama kebutuhan manusia akan kehidupannya yaitu membebaskan diri dari tradisi dan penafsiran-penafsiran yang pada abad pertengahan dianggap sebagai ajaran agama yang tidak boleh dirubah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Akal, Wahyu, Harun Nasution, Quraish Shihab
Subjects: Islam > Philosophy and Theory of Islam
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat
Depositing User: Users 11 not found.
Date Deposited: 26 May 2016 01:33
Last Modified: 01 Jun 2016 11:13
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/1696

Actions (login required)

View Item View Item