Bertabaruk dengan orang-orang shaleh dan bekas peninggalannya dalam perspektif H̱adîts: kajian keshaẖîẖan sanad H̱adîts

Mardiani, Rani (2013) Bertabaruk dengan orang-orang shaleh dan bekas peninggalannya dalam perspektif H̱adîts: kajian keshaẖîẖan sanad H̱adîts. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_COVER.pdf Download (206kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_ABSTRAK.pdf Download (469kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_Daftar isi.pdf Download (286kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_BAB I.pdf Download (819kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB III) 6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB IV) 7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (313kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (424kB)

Abstract

Permasalahan mengenai tabaruk telah menjadi perdebatan di kalangan Wahabi dan Salaf Saleh. Salah satu hal yang dinyatakan syirik oleh kelompok dan aliran Wahaby (salafy) adalah pengambilan berkah (tabaruk) dari sesuatu yang dianggap sakral. Dengan tuduhan itu mereka menyerang kaum muslim sebagai pelaku bid’ah ataupun syirik. Dalam berbagai kesempatan ulama-ulama mereka mengeluarkan fatwa-fatwa yang memvonis kaum muslimin sebagai ahli bid'ah dan syirik. Akan tetapi para Salaf Saleh trus memberikan bukti mengenai adanya tabaruk. lalu bagaimana perspektif ẖadîts mengenai hal ini?. Dengan demikian perlu diteliti mengenai keshahihan ẖadîts bertabaruk dengan orang-orang shaleh dalam perspektif ẖadîts. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sanad, matan ẖadîts dan hukum Bertabaruk dengan Orang-orang Shaleh dan Bekas Peninggalannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (library research) atau di sebut juga dengan content analyses terhadap teks ẖadîts-ẖadîts tentang tabaruk dengan orang-orang shaleh dan bekas peninggalannya. Melalui metode tersebut ditemukan adanya tabaruk dengan orang-orang shaleh dan bekas peninggalannya. Sebagaimana ẖadîts Nabi SAW, "Dari Ibnu 'Umar berkata : Aku mengatakan, Ya Rasulullah, Apakah berwudhu’ dengan bejana baru yang tertutup ataukah tempat bersuci? Rasulullah menjawab : “tidak”, tetapi dengan tempat bersuci saja, karena agama Allah itu mudah, lembut dan toleran. Ibnu Umar berkata : “Rasulullah bangkit menuju tempat bersuci mendatangi air dan beliau meminumnya mengharapkan berkah tangan-tangan kaum muslimin". H̱adîts tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW pun melakukan tabaruk melalui bekas air wudhu kaum muslimin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sanad ẖadîts ini dikategorikan shahih al-Isnad karena dilihat dari keadilan dan kedhabitan para rawi yang menjadi sanad ẖadîts tersebut, sanad-sanadnya termasuk orang orang yang tsiqah, karena tidak di temukan para ulama yang mengomentari para rawi di atas yang men-jarh. Apabila dilihat dari ketersambungan sanad dapat dikatakan bahwa ẖadîts-ẖadîts tersebut muttashil, karena semua sanadnya menggunakan lafazh عَنْ, أَخْبَرَهُ , حَدَّثَنَي , أَخْبَرَنَا, حَدَّثَنَا sehingga bisa di katakan Muttashil dan dapat di kategorikan Liqa hal ini karena lafadz adat al-Tahamul menggunakan sighat tamrid, di samping ada hubungan guru dan murid. Apabila dilihat dari segi matan ẖadîts ini dikatakan shahih karena tidak bertentangan. Pemahaman mengenai bertabaruk dengan orang-orang shaleh dan bekas peninggalannya sesuai ẖadîts shahih yang diteliti adalah bahwa pengambilan berkah para wali Allah dan orang-orang shaleh dilihat dari sudut pandang kemanfaatan mereka bagi manusia lainnya dengan perantaraan seruan mereka pada ketaatan kepada Allah SWT dan dengan perantaraan doa mereka untuk manusia, dan dengan apa yang Allah SWT turunkan di antara rahmat-Nya kepada manusia, dan azab yang dijauhkan-Nya dari manusia karena sebab mereka.

Actions (login required)

View Item