Konsep jadal dalam Al-Qur’an: analisis terhadap kitab ‘Alam Al-Jadzal Fî ‘Ilm Al-Jadal karya Najmuddîn Al-Tûfî Al-Hanbali

Affandy, Sulpi (2015) Konsep jadal dalam Al-Qur’an: analisis terhadap kitab ‘Alam Al-Jadzal Fî ‘Ilm Al-Jadal karya Najmuddîn Al-Tûfî Al-Hanbali. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (255kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (414kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (361kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (661kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (568kB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (817kB)
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (310kB)

Abstract

Di dalam al-Qur’an Allah Swt menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Rasulullah SAW juga diperintahkan agar menghadapi pertentangan dan permusuhan orang-orang musyrikin dengan berdebat yang baik dan dapat meredakan keberingasan mereka. Berselisih paham atau berbeda pendapat biasanya menimbulkan perdebatan. Dalam berdebat biasanya orang-orang yang berbeda pendapat akan bertengkar dan saling menyerang dengan kata-kata untuk mengajukan alasan atau argumen masing-masing. Dengan banyaknya perelisihan yang terjadi pada manusia maka tidak menutup kemungkinan perdebatan akan selalu terjadi disetiap permasalahan, lalu bagaimana konsep jadal di dalam al-Qur’an yang telah Allah gambarkan untuk dijadikan cara berdebat dengan baik dan benar. Agar manusia dapat mengetahui dengan sebenarnya mengenai perdebatan yang sesuai dengan syariat Islam. Allah Swt menyebutkan kata jadal atau perdebatan dan dengan pelbagai derivasinya sebanyak 28 kali yang tersebar dalam 27 ayat. Namun bila ditinjau dari tujuannya, ada dua kecenderungan yang tampak dari ayat-ayat tersebut yaitu menyerang dan bertahan (membela). Fenomena lain dari jadal al-Qur’an terletak pada tema yang menjadi bahan atau objek perdebatan, yaitu cenderung mengarah pada pembahasan tauhid (keesaan Allah Swt) atau yang masih terkait dengannya seperti kebenaran al-Qur’an, para rasul, dan hukum. Kemudian metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode analisis deskrifif (deskriftif analisis), dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis buku yang terkait dan ditopang dengan berbagai buku pendukung. Adapun sumber primer dari penelitian ini adalah kitab ‘Alam Al-Jadzal Fî ‘Ilm Al-Jadal. Menurut Najmuddîn Al-Tûfî Al-Hanbalî jadal adalah kuatnya usaha para pendebat dalam mempertahankan argumentasi dirinya dan menyerang argumentasi lawannya. Mengandaikan usaha mereka untuk menjatuhkan lawan (ke tanah). Usaha mereka untuk mempertahankan diri. Jadi masing-masing dari para pendebat memagari dirinya dengan argumen-argumen yang kuat, sebagaimana para penghuni istana yang berusaha melindungi diri mereka di balik kokohnya tembok istana. Dalam kitab ‘Alam Al-Jadzal Fî ‘Ilm Al-Jadal, Najmuddîn menjelaskan dengan sangat rinci mengenai hukum, rukun, etika dan manfaat mempelajari jadal (perdebatan) dalam al-Qur’an. Bagaimana al-Qur’an melakukan perlawanan terhadap mereka yang tidak meyakini dan melakukan perdebatan. Agar segala kebenaran dan kebaikan bisa tersampaikan. Bisa ditegakkan dengan perdebatan yang sesuai dengan syariat agama.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Konsep Jadal; Tafsir;
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tafsir Hadits
Depositing User: Rasyida Rofiatun Nisa
Date Deposited: 12 Dec 2018 06:57
Last Modified: 12 Dec 2018 06:57
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/17378

Actions (login required)

View Item View Item