Kedudukan hukum asuransi jiwa Syariah menurut Ulama di Indonesia

Ariyanto, Ariyanto (2018) Kedudukan hukum asuransi jiwa Syariah menurut Ulama di Indonesia. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) COVER.pdf Download (80kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (100kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) DAFTAR ISI.pdf Download (92kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (299kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (320kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (395kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (363kB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (93kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (143kB)

Abstract

Dalam persoalan hukum asuransi jiwa syariah terjadi perbedaan pandangan (ikhtilaf) di antara para ulama di Indonesia. Ikhtilaf terjadi karena perbedaan menggunakan atau menafsirkan dalil (sumber hukum) dan perbedaan dalam menggunakan metode istinbath (metode penarikan hukum), yang menyebabkan para ulama berbeda menghukumi asuransi jiwa syariah ini, ada yang mengharamkan asuransi jiwa syariah tapi ada juga yang menghalalkan asuransi jiwa syariah. Tujuan dalam penelitian ini adalah menjelaskan dan menganalisis pandangan, pemikiran, alasan, dalil dan metode istinbath dari Ulama di lingkungan organisasi keagamaan dan ORMAS Islam di Wilayah Bandung baik yang mengharamkan maupun yang menghalalkan asuransi jiwa syariah Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, jenis penelitiannya studi kasus, teknik pengumpulan informasi dilakukan secara triangulasi (gabungan) yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada ulama dari organisasi keagamaan dan Ormas Islam yang diwakili oleh ulama-ulama pada MUI, NU, Muhammadiyah dan PERSIS Wilayah Jawa Barat, wawancara juga dilakukan kepada masyarakat pengguna jasa asuransi jiwa syariah seperti para nasabah (orang yang sudah memiliki polis asuransi jiwa syariah), calon nasabah (orang yang sedang ditawarkan untuk memiliki polis asuransi jiwa syariah), para pelaku atau pekerja di Industri asuransi jiwa syariah (tenaga pemasar atau agen, manager, leader dan managemen). Pengumpulan informasi juga dilakukan melalui studi dokumentasi dan obsevasi lapangan langsung. Hasil pembahasan penelitian menyimpulkan bahwa munculnya perbedaan pendapat, pandangan, pemikiran (ikhtilaf) dari para ulama di Indonesia baik yang mengharamkan maupun yang menghalalkan asuransi jiwa syariah terjadi dikarenakan pemahaman dan penafsiran mereka terhadap dalil-dalil yang sebenarnya relative sama tersebut berbeda satu sama lainnya. Dalil yang digunakan adalah dalil-dalil umum Al Quran dan Hadits yang memang tidak secara spesifik mengarah kepada asuransi jiwa syariah sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan (ikhtilaf) tersebut. Dikarenakan dalil-dalil yang digunakan adalah dalil-dalil yang umum maka selanjutnya diperlukan ijtihad untuk menemukan hukum syara’nya. Dalam ijtihad sebenarnya yang dilakukan adalah kegiatan istinbath hukum (penarikan hukum). Metode yang digunakan dalam penarikan hukum ini berbeda antara satu organisasi keagamaan dan Ormas Islam satu dengan yang lainnya. Hasil dari istinbath hukum inilah yang akhirnya melahirkan kelompok ulama yang mengharamkan asuransi jiwa syariah dengan segala alasannya dan melahirkan kelompok yang menghalalkan asuransi jiwa syariah dengan segala alasannya. Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS) meskipun memiliki metode istinbath yang relative berbeda tetapi berkesimpulan yang sama bahwa asuransi jiwa syariah itu halal hukumnya.

Actions (login required)

View Item