Pernikahan beda agama menurut Imam al-Syaukani dalam tafsir Fath al-Qadir

Kurniasari, Diah (2018) Pernikahan beda agama menurut Imam al-Syaukani dalam tafsir Fath al-Qadir. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (196kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (529kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (404kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (616kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (709kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (929kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (360kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (415kB) | Request a copy

Abstract

ENGLISH Paragraph Styles The issue of interfaith marriage is still being debated among scholars until now. There are no agreement on this matter, all of them have their own basis and arguments. The purpose of this study was to find out al-Syaukānī’s thoughts in the interpretation of Tafsīr Faṯh al-Qadīr regarding verses relating to interfaith marriage. The method used in this study is analytical descriptive method, which is by describing al-Syaukānī’s thoughts on interfaith marriage and then critically analyzed and looking for the roots of the character's thinking with previous figures and explaining the advantages and disadvantages of al-Syaukānī’s thinking that is. The approach used is a historical-philosophical approach to genetic structuralism models. That is by analyzing three elements of study, namely analyzing the intrinsic text itself, sequencing the historical roots critically the background of the character, and analyzing the socio-historical conditions that surround it. The data collection technique uses the library method, with data consisting of primary and secondary data. The results of this study can be seen al-Syaukānī’s thoughts in his interpretation of Tafsīr Faṯh al-Qadīr regarding interfaith marriage. There are three verses that discuss the marriage of different religions, namely surah al-Baqarah [2] verse 221, surah al-Maidah [5] verse 5, and surah al-Mumtahanah [60] verse 10. Whereas al-Syaukānī’s in understanding verses those related to different religious settings are more likely to conditionally allow. INDONESIA Pernikahan merupakan sebuah peristiwa yang menyatukan dua insan dalam satu ikatan yang halal untuk membentuk keluarga yang sakinnah mawaddah wa rahmah. Namun kemudian terdapat persoalan mengenai pernikahan oleh dua insan yang berbeda agama. Persoalan ini masih menjadi berdebatan dikalangan para ulama hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran al-Syaukānī dalam tafsirnya Tafsīr Faṯh al-Qadīr mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan pernikahan beda agama. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis-filosofis model strukturalisme genetic, yaitu dengan menganalisis tiga unsur kajian, diantaranya adalah menganalisis intrinsik teks itu sendiri, meruntut akar-akar historis secara kritis latar belakang tokoh tersebut, dan menganalisis kondisi sosio-historis yang melingkupinya. Teknik pengumpulan datanya menggunakan metode kepustakaan (library research), dengan sumber data yang terdiri dari data primer dan sekunder. Adapun langkah-langkah penelitian ini: Pertama menginventarisasi data dan menyeleksinya, khususnya karya tafsir dari tokoh tersebut serta buku-buku lain yang terkait dengan persoalan metodologi penafsiran. Kedua menyusun pembahasan dengan membuat kerangka yang sesuai dengan masalah akademis dalam penelitian ini. Ketiga mengkaji data tersebut secara komprehensif dan kemudian mengabstraksikan melalui metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui pemikiran al-Syaukānī dalam tafsirnya Tafsīr Faṯh al-Qadīr mengenai pernikahan beda agama. Terdapat tiga ayat yang membahas pernikahan beda agama, yakni surah al-Baqarah [2] ayat 221, surah al-Maidah [5] ayat 5, dan surah al-Mumtahanah [60] ayat 10. Adapun al-Syaukānī dalam memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan pernikahan beda agama tersebut, yakni memperbolehkan secara bersyarat. Diantara syarat-syarat tersebut diklasifikan menjadi dua bagian. Jika al-Muhshanat diartikan sebagai perempuan-perempuan merdeka, maka yang boleh dinikahi adalah perempuan Ahl al-Kitāb yang merdeka juga ‘iffah dan perempuan Ahl al-Kitāb yang merdeka tapi tidak ‘iffah. Jika al-Muhshanat diartikan sebagai perempuan-perempuan yang ‘iffah maka yang boleh dinikahi adalah perempuan Ahl al-Kitāb yang merdeka juga ‘iffah dan perempuan Ahl al-Kitāb hamba sahaya yang ‘iffah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Pernikahan beda agama; musyrik; ahl al-Kitab;
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Ilmu-ilmu Al-Qur'an
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Rukun Nikah, Akad Nikah
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Diah Kurniasari
Date Deposited: 18 Jan 2019 09:04
Last Modified: 18 Jan 2019 09:04
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/18125

Actions (login required)

View Item View Item