Arta, Ila (2018) Hakikat tafakkur menurut Muhammad Husein Thabathaba'i dalam Tafsir al-Mizan. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (170kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (211kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf Download (177kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab 1.pdf Download (480kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (422kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (399kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (523kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (260kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (232kB) | Request a copy |
Abstract
Tafakkur yaitu merenungi ayat-ayat keEsaan Allah Swt. dan kebesaran-Nya. Kata tafakkur dalam Alquran banyak disebut termasuk kata-kata yang memiliki kedekatan makna dengan kata tafakkur. Pemaknaan dan konsep tafakkur mesti merujuk kepada tafsir-tafsir Alquran. Secara bahasa tafakkur diterjemahkan menjadi “berfikir”. Term berfikir memerlukan kajian terhadap tafsir filosofis. Thabathaba’i adalah salah satu mufassir yang banyak menafsirkan dengan analisis filsafat termasuk makna-makna esote.ris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat tafakkur (berfikir) dalam Alquran menurut Muhammad Thabathaba’i dalam tafsir al-Mizan. Dalam mengkaji kata tafakkur dalam Alquran, yaitu dari kata fakara yang berarti ‘berfikir’. Kata fakara diulang satu kali dalam Alquran, kemudian kata tafakkur sebanyak 17 kali. Dalam tafsir al-Mizan terdapat tiga ayat yang tidak ditafsirkan, dan 14 ayat yang ditafsirkan. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dengan mengoprasikan metode tafsir tematik, kitab-kitab, karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitik yaitu dengan menganalisis kata tafakkur, kemudian menguraikan hasil atau jawaban dari permasalahan melalui pemikiran Muhammad Thabathaba’i dalam tafsirnya, al-Mizan. Metode ini termasuk ke dalam riset tematik tokoh, yakni kajian tematik yang dilakukan melalui tokoh untuk mendapatkan jawaban dari hasil pemikirannya. Adapun sumber primer dari penelitian ini yaitu kitab al-Mizan fii Tafsir Alquran karya Muhammad Thabathaba’i disertai sumber sekundernya yaitu referensi-referensi yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu tafakkur. Sehingga dapan menjadi penguat atau pendukung dalam penelitan. Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa tafakkur menurut Muhammad Husein Thabathaba’i sedikit berbeda dengan ulama/mufassir yang lain. Kebanyakan para ulama berpendapat tafakkur adalah merenungkan akan kekuasaan Allah atas semua ciptaan-Nya. Sedangkan menurut Muhammad Thabathaba’i tidak hanya merenungkan, menghayati, tetapi disertai dengan pikiran yang kritis akan sesuatu yang diciptakan dan yang terjadi, dan mengambil hikmah pelajaran akan penomena yang terjadi. Menurutnya, tafakkur yaitu berfikir, merenungkan hakikat kehidupan dunia dan akhirat. Maksusdnya yaitu mengkaji hakikat wujud yaitu hakiakat semua yang ada seperti alam, manusia, keadaan sosial masyarakat, dan apa sebab akibat manusia bisa bahagia dan menderita. sehingga tafakkur yaitu berfikir dengan akal yang kritis.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tafakkur; Thabathaba'i; al-Mizan; |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kandungan Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ila Arta |
Date Deposited: | 29 Jan 2019 07:08 |
Last Modified: | 29 Jan 2019 07:08 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/18230 |
Actions (login required)
View Item |