Kedudukan ahli waris pengganti dalam hukum Islam dan kompilasi hukum Islam pasal 185 serta implementasinya pada proses peradilan di pengadilan agama : analisis terhadap perkara nomor: 02/pdt.p/2011/pa.smi

Taufiqurachman, Taufiqurachman (2013) Kedudukan ahli waris pengganti dalam hukum Islam dan kompilasi hukum Islam pasal 185 serta implementasinya pada proses peradilan di pengadilan agama : analisis terhadap perkara nomor: 02/pdt.p/2011/pa.smi. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_Cover.pdf Download (192kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_ABSTRAK.pdf Download (301kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_DAFTAR ISI.pdf Download (414kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_BAB I.pdf Download (561kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB III) 6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (619kB)
	Text (BAB IV) 7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (697kB)
	Text (BAB V) 8_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (423kB)
Preview	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (412kB) | Preview

Abstract

Hukum waris Islam mengatur tentang perpindahan harta dari orang tua yang sudah meninggal kepada anak-anaknya. Ketentuan tersebut semuanya telah diatur didalam Al Qur’an. Harta peninggalan pewaris setelah dikurangi kewajiban-kewajiban baru bisa dilakukan pembagian kepada ahli warisnya dengan bagian-bagian yang sudah ditentukan menurut Al Qur’an. Akan tetapi Al Qur’an tidak menentukan berapa bagian yang boleh diterima oleh cucu yang menggantikan kedudukan orang tuanya yang telah meninggal dunia lebih dulu daripada pewaris. Dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, permasalahan mengenai cucu yang menggantikan kedudukan orang tuanya untuk menerima warisan dapat terselesaikan dengan diaturnya masalah tersebut dalam Pasal 185 KHI. Sebelum berlakunya KHI, hakim-hakim Pengadilan Agama tidak mempunyai pedoman yang baku didalam memutus perkara tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah (1) Bagaimana kedudukan ahli waris pengganti dalam sistem hukum kewarisan Islam?; (2) Bagaimana kedudukan ahli waris pengganti dalam Kompilasi Hukum Islam; (3) Bagaimana implementasi pasal 185 Kompilasi Hukum Islam pada Perkara Nomor: 02/Pdt.P/2011/PA.Smi di Pengadilan Agama Sukabumi?; (4) Bagaimana prospek pengembangan pengaturan ahli waris pengganti dalam KHI?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif yuridis-normatif. Teori yang digunakan dalam memecahkan masalah ini adalah teori ijtihad, teori mashlahah, serta teori relasi hukum agama dan negara. Dengan menggunakan metode penelitian yang sudah dipaparkan di atas dihasilkanlah sebuah kesimpulan bahwa konsep ahli waris pengganti tidak dikenal dalam pandangan ulama fiqh klasik karena syarat mewarisi adalah ahli waris masih hidup, sehingga jika meninggal dunia maka secara otomatis hak warisnya menjadi hilang. Sedangkan dalam KHI pasal 185 dinyatakan bahwa cucu dapat menggantikan posisi orangtuanya sebagai ahli waris yang telah meninggal lebih dahulu dengan syarat yang telah ditentukan. Implementasi konsep ahli waris pengganti di Pengadilan Agama sukabumi telah diterapkan sebagaimana diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 185. Prospek pengembangan konsep ahli waris di Indonesia harus senantiasa di perbaiki jika masih terdapat hal yang masih dirasakan kurang efektif diantaranya perihal pembatasan mengenai siapa saja ahli waris yang berhak menggantikan posisi ahli waris yang telah meninggal terlebih dahulu sehingga lebih tepat sasaran.

Actions (login required)

View Item