Cinta perspektif Imam Al-Ghazali

Abdullah, Arjun (2018) Cinta perspektif Imam Al-Ghazali. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_Cover.pdf

Download (11kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf

Download (266kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_Daftar Isi.pdf

Download (112kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_Bab 1.pdf

Download (675kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (890kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (718kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (258kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (402kB) | Request a copy

Abstract

Pembahasan tentang cinta di berbagai disiplin ilmu pengetahun mempunyai perbedaan, baik dari sisi objek dan juga sebab-sebab timbulnya maḥabbah dalam diri manusia. Maka dari itu, para ilmuan terus menggali tentang makna cinta yang sesungguhnya. Dengan berkembangnya jaman, manusia perlahan mencintai sesuatu hanya dari bentuk lahiriah, dan cenderung mengabaikan bentuk yang ada di balik yang tampak oleh penglihatan lahiriah. Sosok yang dapat menjawab serta membuka pemahaman manusia tentang cinta semacam ini adalah Imam Al-Ghazali. Dalam penelitian ini akan mengupas hakikat serta sebab-sebab mengenai cinta. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research).Yang mana metode ini hanya dilakukan pada buku-buku koleksi perpustakaan tanpa memerlukan penelitian lapangan. Jika dilihat dari sifatnya, maka ini termasuk penelitian kualitatif. Untuk menggunakan metode ini, maka peneliti hanya menggunakan analisi-deskriptif. Metode ini untuk menganalisis pandangan Imam Al-Ghazali tentang cinta. sumber data primer yang digunakan adalah kitab Iḥya Ulumuddin, Mutiara Ihya Ulumuddin, Metode Menjemput Cinta, Kimiya Kebahagiaan buku Rindu dan Cinta kepada Allah dan Kitab Cinta dan Rindu. Maḥabbahtidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Maḥabbah selalu melekat pada setiap masing-masing individu, baikyang telah mencapai derajat mahabbah atau orang awam yang masih meraba-raba dalam mengartikan serta mengaplikasikan maḥabbah. Karena itu, maḥabbah antara keduanya mempunyai perbedaan dari sisi objek. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa maḥabbah adalah suatu kecenderngan pada hal-hal yang mendatangkan kenikmatan serta kelezatan bagi para pecinta. Tentu saja kenikmatan ini bukanlah sesuatu yang bisa dijangkau oleh penglihatan, pendengaran dan penciuman manusia secara lahiriah, tapi melalui aspek batiniah yang diberikan Allah kepada manusia. Aspek batiniah inilah yang dinamakan dengan indera keenam atau mata hati. Dengan mata hati yang telah dibukakan oleh Allah maka manusia bisa melihat segala keindahan yang dapat menghasilkan kenikmatan serta kelezatan tersendiri pada para pecinta. Kesimpulan dari konsep cinta Imam Al-Ghazali ialah masih bersifat lahiriah, tapi kecintaan yang dibangun oleh manusia tentu saja memiliki pijakan atau sandaran atas kecintaankepada Allah sebagai Sang Maha cinta. Konsep maḥabbahdari Imam Al-Ghazali juga sama dengan konsep maḥabbahdari para sufi terdahulu maupun sufi setelahnya, ini karena ia juga merupakan seorang sufi, filosof dan ulama yang merupakan makhluk Tuhan yang mempunyai kecintaan kepada seluruh ciptaan-Nya yang ada di alam semesta. Nanum, Al-Ghazali juga tidak serta-merta menyeimbangkan atau menyamakan antara proporsi maḥabbah kepada sesama manusia dengan kecintaan kepada Allah (Maḥabbatullāh). Karena Imam Al-Ghazali menaruh kecintaan kepada-Nya jauh di atas kecintaan kepada makhluk-Nya.maka dari itu Imam Al-Ghazali mengartikan maḥabbahsebagai suatu kecenderngan pada hal-hal yang mendatangkan kenikmatan serta kelezatan bagi para pecinta. Tentu saja kenikmatan ini bukanlah sesuatu yang bisa dijangkau oleh penglihatan, pendengaran dan penciuman manusia secara lahiriah, tapi melalui aspek batiniah yang diberikan Allah kepada manusia. Aspek batiniah inilah yang dinamakan dengan indera keenam atau mata hati. Dengan mata hati yang telah dibukakan oleh Allah maka manusia bisa melihat segala keindahan yang dapat menghasilkan kenikmatan serta kelezatan tersendiri pada parapecinta.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Cinta; Al-Ghazali
Subjects: Islam > Muslims Persons, Imams
Islam > Sufi Orders
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Arjun Abdullah
Date Deposited: 12 Feb 2019 07:51
Last Modified: 12 Feb 2019 07:51
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/18721

Actions (login required)

View Item View Item