Konsep keadilan dalam poligami menurut Syeikh Nawawi

Sabarudin, Irwan (2011) Konsep keadilan dalam poligami menurut Syeikh Nawawi. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (105kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (87kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (72kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (207kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (380kB)
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (533kB)
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (71kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (181kB)

Abstract

Terjadi beda pendapat di masyarakat berkaitan dengan masalah keadilan dalam poligami. Sebagian berpendapat bahwa manusia tidak akan mampu berlaku adil. Dengan pendapatnya ini, sehingga mereka mengharamkan praktik poligami. Sebagian lagi berpendapat bahwa manusia dapat mengusahakan perlakuan adil. Menyikapi masalah tersebut, Syeikh Nawawi salah seorang ulama Indonesia, memberikan satu konsep berhubungan dengan masalah keadilan dalam poligami. Kemudian dengan melihat pendapat-pendapat Syeikh Nawawi, dicari relevansinya dengan ketentuan poligami yang diatur dalam KHI. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep keadilan dalam poligami menurut Syeikh Nawawi; kemudian untuk mengetahui konsep keluarga poligami menurut Syeikh Nawawi dan KHI; dan untuk mengetahui rele-vansi pendapat Syeikh Nawawi dengan ketentuan poligami dalam KHI. Banyak teori yang dirumuskan untuk dapat membuat suatu konsep keadilan. Adapun teori yang digunakan oleh Syeikh Nawawi dalam merumuskan konsep keadilan dalam poligami adalah teori al-Nashafah. Teori ini diambil dari kan-dungan surat al-Nisa (4) ayat ke-19, Syeikh Nawawi mengartikan kata al-Ma’ruf yang terkandung dalam surat tersebut dengan keadilan yang memiliki makna al-Nashafah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunaka metode countent analy-sis, yaitu analisis terhadap pendapat Syeikh Nawawi yang terkandung dalam kitab -kitab karangannya; kemudian menjelaskan ketentuan poligami yang terdapat dalam KHI; selanjutnya dilakukan analisis kembali atas relevansi pendapat Syeikh Nawawi dengan ketentuan poligami dalam KHI. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa menurut Syeikh Nawawi, keadilan yang dapat diusahakan terbatas pada hal-hal yang berbentuk lahiriyah tidak ter-hadap hal-hal yang berbentuk batiniyah; dan yang menjadi objek perlakuan adil dalam poligami berkisar antara mabit, nafkah dan tatkala suami akan bepergian. Menurut Syeikh Nawawi, dalam keluarga poligami, ketiga hal tersebut wajib di-perhatikan agar tidak terlepas dari syarat adil yang memperbolehkan poligami, dan disamping itu juga hendaknya memperhatikan hal-hal batiniyah dan rohani-yah yang dapat diusahakan. Berkaitan dengan masalah ini, KHI juga memberikan ketentuan bahwa suami yang beristeri lebih dari seorang wajib memberikan naf-kah tempat tinggal dan biaya hidup. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan bahwa ke-adilan dalam poligami menurut Syeikh Nawawi adalah memberikan bagian ma-sing-masing isteri secara adil dalam masalah bermalam, nafkah dan hal-hal lahiri-yah lainnya. Adapun relevansi pendapat Syeikh Nawawi dengan ketentuan poli-gami yang diatur dalam KHI hanya terhadap sebagian ketentuan saja yang termuat dalam pasal 55 tentang batas maksimal perempuan yang boleh dipoligami dan syarat mampu berlaku adil; dan pasal 82 tentang nafkah tempat tinggal dan biaya hidup, tidak terhadap ketentuang yang lainnya, sebagaimana dalam ketentuan yang termuat dalam pasal 57 dan 58 mengadopsi dari ketentuan yang diatur dalam UU No. 1 tahun 1974, tidak dari pendapat ulama.

Actions (login required)

View Item