Perubahan persepsi masyarakat Desa Pantai Bahagia dalam tradisi upacara pesta laut, di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi

Ratnasari, Dewi (2013) Perubahan persepsi masyarakat Desa Pantai Bahagia dalam tradisi upacara pesta laut, di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (32kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 2_daftarisi.pdf Download (108kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 3_bab1.pdf Download (250kB) | Preview
	Text (BAB II) 4_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (273kB)
	Text (BAB III) 5_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB)
	Text (BAB IV) 6_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (352kB)
	Text (BAB V) 7_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (106kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (108kB)

Abstract

Pesta laut merupakan bentuk upacara tradisional bagi masyarakat Desa Pantai Bahagia yang menempati posisi paling penting. Namun, terjadi perubahan persepsi tentang pesta laut pada generasi muda masyarakat Desa Pantai Bahagia saat ini, pesta laut yang dahulunya merupakan adat istiadat yang sakral kini hanya menjadi sebuah budaya yang dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan teori perubahan persepsi yang di kemukakan Bimo Walgito, Bimo mengemukakan bahwa persepsi adalah peroses penginderaan, Tidak sampai disini saja, melainkan stimulus diteruskan dipusat susunan saraf, yaitu otak dan terjadilah peroses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dia lihat, apa yang ia dengar, dan sebagainya. Peroses penginderaan akan terjadi setiap saat pada waktu menerima stimulus melalui alat inderanya. Metode penelitian karya ilmiah ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan atau dari orang-orang, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. Secara lebih lanjut, akan mendeskripsikan, menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan secara analisis permasalahan yang dikemukakan. Hasil penelitian yang ditemukan terkait dengan pola persepsi ini bahwa pertama, budaya Pesta Laut adalah berawal pada tahun 410 M, dimana Raja Purnawarman, raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang terletak di dekat sungai Citarum yang mengalir dari Bandung ke Indramayu, dan dalam Prosesi pelaksanaannya diawali dengan pemotongan kepala kerbau dan pemotongan nasi tumpeng. Kepala kerbau dibalut dengan kain putih dan kemudian bersama dengan perangkat sesajen lainnya dilarung dengan mengunakan perahu yang sudah di hias dengan berbagai hasil bumi. Dibawa ketengah laut lepas dan kepala kerbau di tenggelamkan. tradisi pesta laut ini dilaksanakan sebagai rasa syukur atas hasil yang diperoleh nelayan dari menangkap ikan dilaut serta berdo’a agar hasilnya dalam menangkap ikan akan selalu melimpah dan diberi keselamatan. Kedua, terdapat perubahan persepsi masyarakat terhadap upacara pesta laut telihat dari perbedaan pendapat antara masyarakat sekarang dan masyarakat terdahulu yang masih memakai ilmu keruhun sedangkan masyarakat sekarang lebih kepada mengedepankan ilmu logika. Ketiga, faktor yang mempengaruhi perubahan persepsi adalah adanya perbedaan pendapat yang tidak sejalan antara masyarakat dahulu dan masyarakat sekarang yang menjadi faktor perubahan persepsi di Desa Pantai Bahagia, diantaranya adalah kegiatan ini menyimpang dari ajaran agama Islam dan ada yang berpendapat bahwa pesta laut adalah warisan budaya leluhur. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat sekarang dan masyarakat terdahulu yang masih memakai ilmu keruhun yang di pakai, sedangkan masyarakat sekarang atau anak muda yang sudah memakai ilmu logika yang menurutnya kurang masuk akal.

Actions (login required)

View Item