Afifah, Sri Vani (2016) Pelaksanaan ta’wîdh pada pembiayaan mikro dengan Akad Murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Antapani. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_COVER (4).pdf Download (363kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK (2).pdf Download (366kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI (1).pdf Download (332kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (688kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (801kB) |
||
Text (BAB III)
6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (520kB) |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (383kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (398kB) |
Abstract
Lembaga keuangan merupakan perusahaan yang usahanya bergerak di bidang jasa keuangan. Seperti Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Antapani yang dalam operasinya telah dibekali dengan berbagai peraturan dan ketentuan ta’wîdh/ganti rugi bagi nasabah yang lalai atau terlambat dalam membayar kewajibannya dalam pembiayaan warung mikro, di mana dalam ketemtuan ta’wîdh/ ganti rugi tersebut telah dicantumkan di dalam akad yaitu sebesar 0,00069% x nominal angsuran perhari. Penelitian ini mempunyai tujuan : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan ta’wîdh pada pembiayaan mikro dengan akad murabahah di Bank Syari’ah Mandiri. (2) Untuk mengetahui harmonisasi antara norma pelaksanaan ta’wîdh bagi nasabah yang lalai membayar pembiayaan mikro dengan akad murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Antapani dengan Norma Fatwa DSN MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang ta’wîdh. Penelitian ini bertolak dari pemikiran tentang denda, bahwasanya ta’wîdh dalam pembiayaan warung mikro menurut Fatwa DSN No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tidak boleh dicantumkan di dalam akad, ta’wîdh tersebut boleh dikenakan kepada nasabah dengan syarat ta’wîdh tersebut harus sesuai dengan apa yang telah di Fatwakan oleh DSN-MUI. Namun, apabila ta’wîdh tersebut belum sesuai atau belum harmonisasi dengan prinsip syariah maka ta’wîdh tersebut tidak boleh berlakukan dan harus ditinjau lebih lanjut lagi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif analisis, yaitu metode yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambar, atau lukisan mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diselidiki, analisis data menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan ta’wîdh pada pembiayaan mikro dengan akad murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Antapani, nasabah harus memenuhi aturan pengajuan pembiayaan seperti permohonan pembiayaan dan penerimaan berkas, analisis pembiayaan, pemutusan pembiayaan, persiapan akad dan pelaksanaan akad. Penentuan ta’wîdh (ganti rugi) pada produk pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabangf Pembantu Antapani, besar kecilnya ta’wîdh tersebut telah dicantumkan dalam akad sebesar 0,00069% x nominal angsuran perhari. Sedangkan menurut Fatwa DSN No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 dalam ketentuan akad. Dengan demikian, ta’wîdh yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Antapani itu belum sepenuhnya sesuai dengan Fatwa DSN No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 dan harus ditinjau lebih lanjut lagi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tawidh; Mikro; Akad; |
Subjects: | Islam > Religious Ceremonial Laws and Decisions |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Muamalah |
Depositing User: | rofita fita robi'in |
Date Deposited: | 11 Apr 2019 04:39 |
Last Modified: | 11 Apr 2019 04:39 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/19756 |
Actions (login required)
View Item |