Perkembangan pesantren persatuan islam 40 Sarongge Sumedang 1997-2011

Nurbayani, Nunung (2013) Perkembangan pesantren persatuan islam 40 Sarongge Sumedang 1997-2011. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_Cover.pdf

Download (94kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf

Download (84kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_Daftar Isi.pdf

Download (88kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_Bab1.pdf

Download (446kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_Bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (758kB)
[img] Text (BAB III)
6_Bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (976kB)
[img] Text (BAB IV)
7_Bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (89kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (93kB)

Abstract

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdiri dari lima unsur yaitu adanya guru atau kyai, adanya pondok atau tempat tinggal, adanya mesjid atau tempat beribadah, adanya santri atau siswa, dan adanya kitab sebagai referensi belajar. Pesantren merupakan suatu tempat yang representatif untuk belajar mendalami ajaran Islam, terlepas pesantren tersebut termasuk ke dalam golongan tradisional atau modern. Berdirinya Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge dilatar belakangi untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam melanjutkan pendidikan dan mengembangkan keagamaan di daerah Sarongge. Sementara, latar belakang penulis membuat skripsi ini adanya ketertarikan pendirian pesantren didirikan dilingkungan yang notabennya bukan Persis. Penelitian ini diangkat dari beberapa permasalahan diantaranya bagaimana latar belakang berdirinya Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge Sumedang, dan bagaimana perkembangan pesantren serta kontribusinya terhadap masayarakat. Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahapan diantaranya Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Pesantren Persatuan Islam 40 Sarongge Sumedang dibangun atas prakarsa H. Taufiq Hidayat, Ustad Hazmiludi dan Ahmad Haedar pada tahun 1997 dengan tujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam menyekolahkan anaknya. Perkembangan Pesantren Islam 40 Sarongge Sumedang dapat dibagi ke dalam tiga periodisasi diantaranya periode 1997-1999 diawali dengan berdirinya pesantren, kemudian berdiri Tajhiiziyyah dan berdirinya Tsanawiyah, kemudian periode 1999-2004 ditandai dengan dimulainya peroses balajar mengajar Tsanawiyah dan rampungnya pembangunan Aliyah serta asrama putra dan putri, dan periode 2004-2011 dimulainya aktivitas belajar mengajar di Aliyah, akan tetapi pada periode ini Tajhiiziyyah dihapuskan dikarenakan kurangnya minat masyarakat. Keberadaan Pesantren memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar. Setidaknya kontribusi tersebut tercermin ke dalam kehidupan beragama yang senantiasa mengadakan pengajian di mesjid Al-fajr, dan mengadakan dakwah ke mesjid-mesjid sekitar yang dilakukan oleh para santri dan ustadz. Kontribusi selanjutnya yang dirasakan oleh masyarakat adalah terbantunya bidang ekonomi dengan mendirikan warung, toko dan terbuatnya koperasi. Kemudian kontribusi yang paling nyata dirasakan oleh masyarakat adalah dalam bidang pendidikan karena terdapat Madrasyah Tsanawiyah dan Madrasyah Aliyah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Pesantren Islam;
Subjects: Islam > Islamic History
Islam Umum > Islam dan Ilmu Sosial
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Rizal Mohamad Sihabudin
Date Deposited: 01 Aug 2019 04:36
Last Modified: 01 Aug 2019 04:36
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/22467

Actions (login required)

View Item View Item