Pendekatan tekstual dan kontekstual terhadap ayat-ayat jilbab dan hak waris perempuan: Studi komparatif penafsiran Nawawi Al-Bantani dan Husein Muhammad

Mardiyah, Allif Arini (2019) Pendekatan tekstual dan kontekstual terhadap ayat-ayat jilbab dan hak waris perempuan: Studi komparatif penafsiran Nawawi Al-Bantani dan Husein Muhammad. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (13kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (122kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (133kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (297kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (518kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (260kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (815kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (135kB) | Request a copy

Abstract

Pendekatan tekstual menjadikan lafal-lafal Alquran sebagai objek. Analisanya menekankan pada sisi kebahasaan. Pendeketan ini populer di masa klasik hingga abad pertengahan. Namun pada masa sekarang penafsiran secara literal tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan umat Islam. Ulama di abad modern kontemporer menawarkan model penafsiran Alquran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dengan memperhatikan kondisi masyarakat ketika ayat itu diturunkan dan kondisi dimana mufasir itu hidup perlu dipertimbangkan agar menghasilkan makna yang dapat menjawab persoalan umat di setiap zamannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pendekatan tekstual dan kontekstual jika diterapkan pada ayat-ayat tentang jilbab dan hak waris perempuan dalam penafsiran. Dengan membandingkan dua tokoh yang menggunakan pendekatan berbeda, penulis memilih Nawawi Al-Bantani karena dikenal dengan penafsirannya yang tekstualis, dan Husein Muhammad yang dikenal sebagai ulama kontekstualis. Berangkat dari kerangka berpikir bahwa kecenderungan dalam diri seorang mufassir untuk memahami Alquran akan sesuai dengan latar belakang keilmuannya, sehingga hasil penafsirannya pun akan seseuai dengan pasion setiap mufassir. Maka tak heran apabila dalam sebuah penafsiran akan menghasilkan makna yang berbeda pula. Karena metode yang digunakannya pun berbeda. Metode penelitian ini analisis deskriptif yang bersifat kualitatif. Sumber data yang dirujuk meliputi dua sumber yaitu sumber primer; tafsir Marah Labid karya Nawawi Al-Bantani dan hasil reinterpretasi Husein Muhammad berupa buku, dan sumber sekunder; buku-buku terkait penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu studi kepustakaan (Library research)dengan menggunakan metode tafsir muqaran, membandingkan dua penafsiran dengan pendekatan berbeda. Hasil penelitian ini menemukan penafsiran dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda pula. Terbukti dari penafsiran Nawawi Al-Bantani yang menggunakan pendekatan tekstual memaknai jilbab dengan pakaian wajib bagi muslimah. Bentuknya haruslah seperti kain kerudung yang menjulur agar menutupi bagian dadanya, longgar dan tidak transparan. Sedangkan tentang hak waris perempuan, Nawawi menyatakan bahwa bagian perempuan adalah setengah dari bagian laki-laki itu mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Kecuali dalam kasus lain. Penafsiran Husein Muhammad yang kontekstual memaknai jilbab sebagai pakaian tradisional perempuan Arabia pada masa lalu sejak sebelum Islam hadir, bukan pakaian muslimah. Sedangkan tentang hak waris perempuan, Husein menyatakan bahwa bagian perempuan adalah setengah dari bagian laki-laki bersifat relatif. Sewaktu-waktu perempuan bisa mendapat bagian yang sama dengan laki-laki atau bahkan bisa lebih besar.

Actions (login required)

View Item