Implementasi peraturan daerah Kota Bandung nomor 16 tahun 2012 tentang penyelenggaraan perhubungan dan retribusi di bidang perhubungan : Studi kasus dalam penggunaan halte bus Trans Metro Bandung koridor 2 Cicaheum-Cibeureum

Mutaqin, Isom (2019) Implementasi peraturan daerah Kota Bandung nomor 16 tahun 2012 tentang penyelenggaraan perhubungan dan retribusi di bidang perhubungan : Studi kasus dalam penggunaan halte bus Trans Metro Bandung koridor 2 Cicaheum-Cibeureum. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (156kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (254kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (278kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (436kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (371kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (349kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (439kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (167kB) | Request a copy

Abstract

INDONESIA : Halte adalah salah satu fasilitas transportasi yang disediakan pemerintah sebagai pendukung dalam mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien. Halte diperlukan keberadaannya disepanjang rute angkutan umum dan harus melalui tempat yang telah ditetapkan untuk menaikan dan menurunkan penumpang agar perpindahan penumpang lebih mudah dan gangguan terhadap lalu lintas dapat diminimalkan. Tapi kenyataannya, penggunaan halte tidak sesuai yang diinginkan. Penumpang lebih senang menunggu dan turun di sembarang tempat tidak turun atau naik di halte, menjadikan halte terbengkalai dan tidak terpakai oleh penumpang, malah disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab seperti digunkan untuk tempat berdagang, sebagai tempat parkir kendaaraan angkutan umum dan juga malah digunakan tempat tidur oleh pengemis. Kondisi ini membuat halte kotor dan tidak terawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan penggunaan halte bus TMB (Trans Metro Bandung) koridor 2 Cicaheum-Cibeureum sudah dirasakan oleh penumpang sebagai upaya mewujudkan pelayanan publik yang terorganisir dengan baik, melalui kebijakan penggunaan halte ini masyarakat seharusnya bisa memamfaatkan halte dengan semestinya. Teori yang digunakan dalam teori ini adalah teori implementasi kebijakan dari Van Metter dan Van Horn (2017:133) yang terdapat enam dimensi, diantaranya (1) Ukuran dan tujuan kebijakan (2) Sumber daya (3) Karakteristik agen pelaksana (4) Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana (5) Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana (6) Lingkungan ekonomi, social, dan politik. Penelitian ini menggunkan metode penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan pengumpulan data serta melakukan wawancara secara terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kebijakan dalam penggunaan halte bus koridor 2 Cicaheum-Cibeureum, banyak sekali kendala dihadapi di lapangan dalam penerapannya. Hambatannya yaitu kurang sadarnya dari para supir dan penumpang tentang pemamfaatan halte sebagai tempat menaikan dan menurunkan penumpang, dan banyak upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan penggunaan halte bus dengan mengsosialisakikan kepada penumpang memberikan sanksi kepada supir jika menurunkan ataupun menaikan penumpang disembarang tempat. ENGLISH : A stop is one of the transportation facilities provided by the government as a supporter in realizing an effective and efficient transportation system. It is necessary to have a bus stop along public transport routes and public transport must go through a designated place to raise and lower passengers so that passenger movements are easier and disruption to traffic can be minimized. But in reality, the use of bus stops is not as desired. The greatness of passengers is more like waiting and going down in any place not going down or riding at the bus stop, making the bus stops abandoned and unused by passengers, instead misused by irresponsible people as used for trading places, as a parking space for public transport vehicles and even used bed by beggars. This condition makes the bus stops dirty and poorly maintained. This study aims to determine how the policy of using the TMB (Trans Metro Bandung) bus stop in corridor 2 of Cicaheum-Cibeureum has been felt by passengers as an effort to realize well-organized public services, through the policy of using this bus stop the community should be able to use the bus stop properly. The theory used in this theory is the theory of policy implementation from Van Metter and Van Horn (2017: 133) which has six dimensions, including (1) Size and objectives of the policy (2) Resources (3) Characteristics of implementing agencies (4) Attitudes or disposition of implementers (5) Communication between organizations and implementing activities (6) Economic, social and political environment. This study uses qualitative research methods, qualitative research is research on research that is descriptive and tends to use analysis. The data collection techniques used are observation and data collection and structured interviews. Based on the results of the study it was concluded that the policy in the use of Cicaheum-Cibeureum corridor bus stop 2, there were many obstacles encountered in the field in its application. The obstacles are the lack of awareness of the drivers and passengers regarding the use of shelters as a place to raise and lower passengers, and many attempts are made by the government to increase the use of bus stops by socializing to passengers giving sanctions to drivers if they lower or raise passengers anywhere.

Actions (login required)

View Item