Metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Bulan Hijriyah di Indonesia

Ulfah, Nurul (2019) Metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Bulan Hijriyah di Indonesia. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_COVER.pdf Download (161kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_ABSTRAK.pdf Download (155kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_DAFTAR ISI.pdf Download (125kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_BAB 1.pdf Download (550kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (757kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (544kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (183kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) | Request a copy

Abstract

Kalender Islam menggunakan dua metode untuk menetapkan awal bulan. Di Indonesia sendiri, organisasi-organisasi keagamaan Islam ketika berbicara mengenai persoalan kalender Islam, telah berkiprah dan mempunyai corak tersendiri sesuai dengan pendapat yang dimiliki, khususnya pada penetapan awal bulan Hijriyah. Tidak hanya itu, Pemerintah (dalam hal ini Kementerian Agama) pun turut andil dalam memeriahkan perjalanan menetapkan awal bulan Hijriyah, sehingga lahirlah metode baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Maka timbul pertanyaan, bagaimana metode hisab dan rukyat dalam penetapan awal bulan Hijriyah di Indonesia? Bagaimana pendapat organisasi Muhammadiyah mengenai metode yang digunakannya? Dan bagaimana implikasi dalam perbedaan metode-metode tersebut? Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui metode hisab dan rukyat dalam penetapan awal bulan Hijriyah di Indonesia. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui pendapat organisasi Muhammadiyah tentang metode yang digunakannya serta implikasi dalam perbedaan metode tersebut. Hisab dan rukyat merupakan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriyah. Perbedaan metode ini diakibatkan adanya perbedaan pemahaman dalam menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits sebagai landasan hukumnya. Selain itu, timbul beragam mazhab yang mempunyai corak tersendiri dalam mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai kriteria untuk menetapkan awal bulan Hijriyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif analisis yaitu data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan disertai teknik pengumpulan adalah wawancara dan library research (studi kepustakaan). Adapun yang menjadi data primer ialah surat keputusan resmi penetapan awal bulan Hijriyah dan hasil dari wawancara narasumber. Sedangkan yang menjadi data sekundernya adalah buku-buku, jurnal, serta karya ilmiah, yang kemudian dikaji, ditelaah, diklasifikasikan, lalu dibuat kesimpulan yang mengacu kepada rumusan masalah. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri ada beberapa metode yang digunakan untuk menetapkan awal bulan Hijriyah, yaitu hisab (salah satunya digunakan oleh Muhammadiyah), rukyat (salah satunya digunakan oleh NU), dan imkan al-rukyat (yang digunakan oleh Pemerintah). Akan tetapi, Muhammadiyah berpendapat bahwa hisab adalah metode paling tepat dalam menetapkan awal bulan dibandingkan dengan rukyat, hal ini dikarenakan umat pada masa Rasulullah berada dalam keadaan ummi yaitu belum menguasai baca tulis dan ilmu astronomi, sehingga tidak mungkin menentukan awal bulan dengan hisab. Maka implikasi yang terjadi ialah adanya perbedaan dalam menetapkan awal bulan Hijriyah, dan perbedaan dalam menetapkan Hari Raya atau Lebaran, sehingga mendorong Pemerintah melakukan sidang isbat dan membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) untuk menjembatani perbedaan tersebut.

Actions (login required)

View Item