Setiawan, Agung Ibrahim (2019) Paguyuban Pasundan pada masa Revolusi Indonesia 1945-1949. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_Cover.pdf Download (17kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (99kB) | Preview |
|
|
Image (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (230kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (527kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (669kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (442kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (817kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (178kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (425kB) | Request a copy |
Abstract
Paguyuban Pasundan didirikan tahun 1914 oleh Daeng Kanduruaan Ardiwinata seorang tokoh Sunda sebagai penasehat, ketua periode pertama oleh Mas Dayat Hidayat. Paguyuban Pasundan merupakan organisasi etnis bertranformasi menjadi organisasi nasional dalam beberapa periode, periode pertama sebelum kemerdekaan lebih aktif dalam bidang sosial-budaya, periode kedua sesudah kemerdekaan aktif dalam perpolitikan bergabung dengan PPPKI “Volksraad”. Otto Iskandar Dinata tokoh Paguyuban Pasundan juga menjabat pada periode kedua dan ketiga. Dalam kepimpinan Otto Iskandar Dinata, Paguyuban Pasundan mengalami perkembangan menjadikan Paguyuban Pasundan memiliki nama dalam kancah politik kemerdekaan, akan tetapi setelah kedudukan Jepang Paguyuban Pasundan mengalami ketidakaktifan dikarenakan Jepang melarang semua aktifitas politik di Indonesia. Permasalahan yang diurai bagimana keadaan Paguyuban Pasundan Pasca kemerdekaan Indonesia. Mengapa Paguyuban Pasundan bisa aktif kembali menjadi organisasi tahun 1947. Penelitian sejarah menggunakan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi dan histeriografi. Dengan pendekatan narativisme padangan lokal history dipertajam dengan analisa sosiologi dalam penelitian sejarah Rafl Dahrendorf konflik dinamika sosial. Hasil kajian ditemukan solidaritas etnis sunda kunci untuk menyelesaikan konflik. Paguyuban Pasundan dipilih menjadi panutan dalam perjuangan, terdapat kondisi konflik otoritas dalam periode transisi kemerdekaan 1945-1949 di dalam kalangan Menak Sunda. Paguyuban Pasundan aktif kembali untuk menyelesaikan konflik otoritas dalam ruanglingkup etnis Sunda, tipologi konflik antara Sunda federalis dan Sunda republiken.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Paguyuban Pasundan; Masa Revolusi Indonesia; Tahun 1945-1949 |
Subjects: | History of Southeast Asia > History of Indonesia |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | Agung Ibrahim Setiawan |
Date Deposited: | 25 Oct 2019 02:41 |
Last Modified: | 30 Aug 2021 02:05 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/25998 |
Actions (login required)
View Item |