Munawaroh, Mumun (2016) Relasi agama dan negara (kekuasaan) perspektif Ibnu Khaldun. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (202kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf Download (281kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf Download (283kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (566kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (740kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (512kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (503kB) |
Abstract
Pemikiran politik mengenai relasi agama dan negara di dunia Islam memang bukan tergolong baru. Representasi aktual mengenai relasi agama dan negara dalam Islam ada sejak masa kepemimpinan Nabi di Madinah. Namun, bagaimana seharusnya relasi agama dan negara sepeninggal Rasulullah SAW dan berakhirnya masa kepemimpinan Khulafa Rasyidin masih diperdebatkan. Sebab, al-Qur'an ataupun sunnah Nabi tidak pernah menggariskan secara tegas terkait sistem politik Islam. Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M) sebagai salah satu pemikir politik abad pertengahan, pemikirannya berbeda dengan filosuf Islam sebelumnya yang lebih menempatkan agama dalam negara secara normatif. Ibnu Khaldun melihat agama secara realistis berdasarkan peran dan manfaatnya dalam pembangunan kekuasaaan negara. Penelitian ini bertujuan untuk, pertama; mengetahui latar belakang dan paradigma pemikiran politik Ibnu Khaldun. Kedua, mengetahui pemikiran Ibnu Khaldun tentang agama dan negara dalam Muqaddimah. Ketiga, mengetahui tipologi pemikiran Ibnu Khaldun tentang relasi agama dan negara. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam memahami latar belakang, paradigma politik serta pemikiran agama dan negara Ibnu Khaldun, teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan teori sosiologi tradisional dan pendekatan teori studi politik. Kemudian, dalam memahami tipologi pemikiran Ibnu Khaldun tentang relasi agama dan negara, paradigma yang digunakan yaitu paradigma tentang relasi agama dan negara yang dikemukakan oleh Masykuri Abdillah, yaitu: Integrated, Intersectional dan Separated. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis), metode ini disebut dengan penelitian kepustakaan atau studi dokumen karena dalam penelitian ini yang menjadi acuan penelitian adalah penelitian konten analisis. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan penelitian ini dengan cara studi kepustakaan (library research) yang berasal dari sumber data primer (Muqaddimah Ibnu Khaldun) dan data sekunder (buku-buku lain yang menunjang data primer) yang berhubungan dengan masalah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Ibnu Khaldun dilahirkan dari keluarga politisi dan intelektual. Tradisi intelektual yang telah ia warisi dari keluarganya dan selain itu jalan hidupnya yang ditandai dengan berbagai macam pekerjaan dan kehidupan ilmiah telah membentuk kerangka berfikirnya yang realistik dan rasional. Kedua, Ibnu Khaldun memposisikan agama sebagai pandangan dunia secara lebih tegas mampu menjelaskan kepada manusia akan hakikat kenyataan dan hakikat peradaban sesuai petunjuk Tuhan hingga akhirnya kehidupan menjadi bermakna. Kemudian agama juga berperan sebagai legitimasi sistem sosial politik. Ibnu Khaldun mencoba mengetengahkan konsep negara dalam pemikiran politiknya secara universal dan fleksibel karena eksistensi negara merupakan sebuah institusi yang memiliki tanggungjawab yang besar dalam mengayomi seluruh kepentingan rakyatnya. Ibnu Khaldun tidak menyebutkan bentuk negara secara riil dan transparan. Dalam konteks ini, ia memberikan kebebasan kepada setiap komunitas untuk menentukan bentuk negaranya, sesuai dengan cita-cita suatu bangsa yang bersangkutan. Ketiga, dengan mendasarkan pada tiga tipologi paradigma tentang relasi agama dan negara yang dikemukakan oleh Masykuri Abdillah, pemikiran Ibnu Khaldun dapat dikelompokkan pada tipologi pemikiran paradigma Intersectional bahwa paradigma ini cenderung menekankan pentingnya isi dan moral Islam untuk kehidupan negara. Paradigma ini tidak mempersoalkan bentuk dan format negara, tetapi lebih memusatkan pada bagaimana mengisi etika politik kekuasaan dengan etika dan moralitas agama.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Agama; negara; Ibn Khaldun; |
Subjects: | Islam > Islamic History |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Hukum Ketatanegaraan dan Politik Islam (Siyasah) |
Depositing User: | Rizal Mohamad Sihabudin |
Date Deposited: | 28 Oct 2019 04:00 |
Last Modified: | 28 Oct 2019 04:00 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/26334 |
Actions (login required)
View Item |