Hukum membaca surat Alfatihah bagi Ma'mu dalam Shalat Jahriyah menurut Abu Hanifah dan Muhammad Bin Idris As-syafi'i

Badri, Dede (2019) Hukum membaca surat Alfatihah bagi Ma'mu dalam Shalat Jahriyah menurut Abu Hanifah dan Muhammad Bin Idris As-syafi'i. Diploma thesis, UIN sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_COVER.pdf

Download (95kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf

Download (232kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf

Download (275kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_BAB 1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (947kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (221kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (243kB) | Request a copy

Abstract

Shalat merupakan ibadah mahdah, shalat juga merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah shalat memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. Apabila tidak dipenuhi salah satu rukunnya maka shalat tidak sah. Sebagimana dalam latar belakang penulisan ini dipaparkan jumhur ulama sepakat bahwa tidak sah shalat yang tidak membaca surat Al-Fatihah.Sebagaimana sabda Nabi mengatakan bahwa tidak sah shalat tanpa bacaan al- Fatihah. Berbeda pendapat antara imam madzhab terhadap hukum membaca surat al-Fatihah bagi ma’mum dalam shalat jahriyah antara Abu Hanifah dan Muhammad Bin Idris As-Syafi’i semakin tajam diperbincangkan dalam masyarakat. Maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pemikiran Abu Hanifah dan Muhammad Bin Idris As-Syafi’i tentang hukum membaca surat al-Fatihah bagi ma’mum dalam shalat jahriyah, dan persamaan perbedaan hukum membaca surat al-Fatihah. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pemikiran Abu Hanifah tentang hukum membaca surat al-Fatihah; 2) untuk mengetahui pemikiran Muhammad bin Idris As-Syaf’i tentang hukum membaca surat al-Fatihah; dan 3) untuk mengetahui analisis komparatif keduanya dalam menentukan hukum membaca surat Al-Fatihah bagi’ma’mum dalam shalat jahriyah. Kerangka pemikirannya menggunakan teori Muqaranatul Madzhabi yaitu membandingan dua pemikiran tokoh hukum islam untuk dicari pendapat mana yang lebih kuat, disamping itu penulis juga menggunakan kaidah ushul fiqih Maslahah Muqtabarah suatu perkara ditinjau dari segi kemaslahatannya dan kemadaratannya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan cara analisis komparatif dan bila ditinjau dari segi pendekatan data penlitian ini termasuk penelitian kepustakaan (libray research). Adapun yang menjadi data sumber primernya adalah kitab al-umm karangan Imam As-Syafi’i dan kitab Al-Mabsuth karangan Abu Hanifah, sedangkan sumber sekundernya yaitu kitab-kitab dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum islam. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam Abu Hanifah tidak diharuskan membaca surat al-Fatihah dalam shalat fardhu, dan membaca apa saja dari al-Qur’an itu boleh, membaca al-Fatihah itu hanya diwajibkan pada dua rakaat pertama sedangkan pada rakaat ketiga itu pada shalat magrib, dan pada dua rakaat terakhir pada shalat isya’ dan ashar maka bacalah, jika tidak, bacalah tasbih atau diam. Sedangkan menurut Muhammad bin Idris As-Syafi’i mewajibkan ma’mum dalam shalat jama’ah untuk membaca surat Al-Fatihah sendiri meskipun dalam shalat jahriyah (yang dikeraskan bacaan imamnya). Tidak cukup hanya mendengarkan bacaan imam saja.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Alfatihah; Ma'mu; Shalat Jahriyah; Abu Hanifah; ;Muhammad Bin Idris As-syafi'i;
Subjects: Law > Comparative Law
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Dede Badri
Date Deposited: 01 Nov 2019 06:09
Last Modified: 01 Nov 2019 06:09
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/26386

Actions (login required)

View Item View Item